REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Kementerian pendidikan nasional (Kemendiknas) telah mengumumkan hasil ujian nasional (UN)ulangan SMA dan MA. Dari 150.410 siswa yang mengikuti UN ulangan, sebanyak 138.596 siswa atau 92,15 persen yang lulus. Sementara 11.814 siswa tidak lulus pada UN ulangan atau 7,85 persen.
Berdasarkan data Kementerian, terdapat pula siswa yang tidak mengikuti UN ulangan, yakni sebanyak 2.856 siswa. Dengan demikian, jumlah total yang tidak lulus UN 2010 sebanyak 14.670 siswa atau 0,96 persen. Sementara itu, total kelulusan UN utama dan ulangan menjadi 99, 04 persen.
Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh, mengatakan hasil UN tersebut merupakan potret yang harus diterima apa adanya. “Potret itu tidak boleh dicekungisasi atau cembungisasi. Biarlah potret itu berbicara apa adanya,” ungkapnya pada konfrensi pers UN ulangan di Kantor Kemendiknas, Senin (31/5).
Mengenai penyebab masih adanya siswa yang masih saja tidak lulus dalam UN ulangan, M Nuh mengatakan Kemendiknas belum rampung melakukan penelitian tersebut. Namun demikian, M Nuh berjanji akan mendalami dan menganalisis hal tersebut dan melakukan intervensi sesuai permasalahan di sekolah masing-masing. “Kita dalami nanti, kita lihat ke sekolah yang masih ada yang siswanya tidak lulus UN ulanga, bagaimana kondisi sekolah, sarana, guru, dan siswanya,” terangnya.
Berbeda dengan UN utama, nilai rata-rata UN ulangan mengalami penurunan. Nilai UN utama sebesar 7,29 persen, sementara nilai rata-rata UN ulangan sebesar 6,71 persen. Menurut M Nuh, penurunan nilai rata-rata pada UN ulangan adalah hal yang wajar. “Wajar itu, energinya sudah turun, nilainya segitu ya karena semata kemampuannya segitu,” cetusnya.
Sebelumnya, Kemendiknas berencana memberikan tanda bagi peserta UN ulangan di ijazah bahwa kelulusannya dari hasil UN ulangan. Namun akhirnya niat itu urung dilakukan. Ketua Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP), Djemari Mardapi, mengaku tidak akan membeda-bedakan ijazah siswa yang lulus dari UN ulangan atau UN utama. “Tidak jadi diberi tanda, toh, dari tanggal ujian nasionalnya sudah bisa membuktikan itu ulangan atau tidak,” tegasnya.
Sementara itu, mata pelajaran bahasa Indonesia bukan lagi menjadi pengganjal ketidaklulusan siswa pada UN ulangan, melainkan Matematika bagi jurusan IPA dan Bahasa, sosiologi bagi juruasan IPS, Bahasa Inggris bagi jurusan agama.