Rabu 02 Jun 2010 05:24 WIB

Pertemuan APEC Akan Bahas Perdagangan Bebas

Rep: C15/ Red: Budi Raharjo
Mendag Mari Elka Pangestu
Foto: Fouri Gesang Sholeh/Antara
Mendag Mari Elka Pangestu

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pelaksanaan berbagai perjanjian perdagangan bebas akan menjadi topik bahasan dalam pertemuan para Menteri Perdagangan anggota Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dalam pertemuan tahunan pada 5-6 Juni 2010 di Sapporo, Jepang. Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, mengatakan sebelum pertemuan di Sapporo, berbagai pertemuan persiapan sudah dimulai di tingkat working group dan senior officials.

Dalam pertemuan kali ini, APEC yang beranggotakan Australia, Brunei, Kanada, Cili, Cina, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, PNG, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam akan membahas sejumlah isu strategis yang akan mewarnai perjalanan kerja sama APEC ke depan.

''Tahun 2010 ini adalah tahun pencapaian pertama dari Bogor Goals 2010/2020. Oleh karena itu pertemuan APEC tahun ini dan khususnya pertemuan para Menteri di Sapporo menjadi sangat penting karena kita akan sama-sama melihat apakah Bogor Goals untuk menciptakan perdagangan dan investasi yang terbuka dan bebas kawasan Asia-Pasifik telah dicapai khususnya oleh ekonomi maju anggota APEC,'' jelas Mendag dalam siaran persnya, Selasa (1/6).

Selain membahas pencapaian Bogor Goals yang hasilnya akan dilaporkan kepada para pemimpin ekonomi APEC bulan November mendatang, pertemuan di Sapporo juga akan mengesahkan rencana aksi peningkatan konektivitas mata-rantai suplai di kawasan APEC.

Prakarsa konektivitas ini bertujuan untuk lebih mendukung kelancaran arus barang, jasa, investasi dan pelaku usaha di antara ekonomi APEC. Dalam pembahasan awal, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia selalu menekankan pentingnya peningkatan konektivitas domestik, dan untuk itu memberikan penekanan pada peningkatan infrastruktur nasional melalui promosi investasi di sektor ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement