REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI--Kapal Motor Kargo Simpo 18 yang memuat 2.000 ton pupuk tenggelam di Perairan Selat Bali, 18 mil dari Pelabuhan Teluk Bawang, Singaraja, Bali. "Kapal itu tenggelam akibat bertabrakan dengan Kapal Motor Bosowa VI yang mengangkut 34 ribu ton semen curah. Kecelakaan itu terjadi pada Rabu (2/6) dini hari sekitar pukul 03.30 WIB, dan saat ini kami masih menyelidiki penyebabnya," kata Administratur Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Beni Nikidjulu, Rabu.
KM Kargo Bosowa VI berlayar dari Makassar dengan tujuan Pelabuhan Tanjung Wangi Banyuwangi, sedangkan KM Kargo Simpo 18 berlayar dari Gresik menuju Pelabuhan Lembar Mataram, Nusa Tenggara Barat. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut karena seluruh anak buah kapal (ABK) KM Kargo Simpo 18 yang berjumlah 17 orang dapat diselamatkan.
Akibat tabrakan itu, KM Bosowa VI mengalami kerusakan di bagian lambung sebelah kiri, sedangkan KM Simpo 18 yang tenggelam itu mengalami kerusakan di bagian haluan kapal.
Sejauh ini, belum diketahui penyebab pasti kecelakaan yang menimpa kedua kapal tersebut karena masih dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh ABK. "Kami belum bisa memastikan siapa yang salah dalam kecelakaan itu, tapi dugaan sementara kecelakaan itu terjadi akibat human error," katanya.
Sementara itu, salah seorang ABK KM Kargo Simpo 18, Junimon (45), mengatakan cuaca pada saat kecelakaan terjadi terlihat cerah di Selat Bali, namun arus berubah terus sehingga kapal menjadi oleng.
"Arus bawah laut berubah terus hingga kecelakaan pun terjadi, kapal kami menghantam KM Bosowa dan lambung kapal langsung pecah," katanya.
Kini KM Kargo Bosowa VI menjalani perbaikan di Pelabuhan Tanjungwangi. Sedangkan ke 17 ABK KM Kargo Simpo 18 masih menjalani pemeriksaan di kantor Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) Tanjung Wangi.