Selasa 08 Jun 2010 01:19 WIB

Komisi I DPR Jemput Relawan Gaza di Bandara

Rep: CR2/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Hidayat Nur Wahid dan beberapa anggota Komisi I DPR RI menyambut kedatangan Relawan Indonesia untuk Gaza di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta
Foto: AGUNG SASONGKO/REPUBLIKA.CO.ID
Hidayat Nur Wahid dan beberapa anggota Komisi I DPR RI menyambut kedatangan Relawan Indonesia untuk Gaza di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, CENGKARENG, JAKARTA--Mantan Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wadid. Hidayat datang bersama tujuh anggota komisi I DPR RI di Bandara Soekarno Hatta. Rencananya, Hidayat bakal mengundang relawan untuk bercerita tentang pengalaman relawan selama menjalani misi kemanusiaan sekaligus evaluasi kinerja kedutaan besar dan kementerian luar negeri.

"Memang benar, saya bersama anggota komisi I DPR RI, akan mengundang relawan yang segera datang untuk bercerita," kata Hidayat saat ditemui Republika Online, Senin (7/6). Namun, Hidayat belum bisa memastikan kapan pertemuan itu bisa terlaksana mengingat tidak semua kondisi relawan dalam keadaan baik. Ia memprioritaskan memastikan kesehatan relawan terlebih dahulu baru mengatur pertemuan dengan para relawan.

Ketika ditanyakan soal kinerja Kemnelu, Hidayat menyatakan DPR RI bakal meminta keterangan ihwal kinerja kedutaan besar Indonesia dan tentunya kementerian luar negeri yang bertanggung jawab terhadap upaya perlindungan terhadap warga negara indonesia. "Bila ditemukan ada masalah tentu akan kami berikan rekomentasi atau teguran. Tapi sekarangkan belum tahu," ujarnya.

Sementara itu, anggota Komisi I lainnya dari Fraksi PDI-P, Sidarto Subroto menilai kinerja kementerian luar negeri cukup memadai tapi ia meminta tidak hanya kemenlu saja yang harus dievaluasi melainkan juga Presiden. "Saya kira, pemerintah harus tegas. Kejahatan terhadap kemanusiaan tak boleh terjadi," tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement