Sabtu 12 Jun 2010 01:54 WIB

Indonesia Harus Punya Visi Nasional Baru

Rep: C21/ Red: Budi Raharjo
Akbar Tanjung
Akbar Tanjung

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tanjung, mengatakan Indonesia harus memiliki visi nasional. Hal ini diutarakannya saat menjadi pembicara dalam 'Diklat Nasional Wawasan Kebangsaan Tahun 2010' di Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan Nasional, di Sawangan, Depok, Jumat (11/6).

Menurutnya, visi nasional diperlukan agar pembangunan menjadi lebih terarah. Pasalnya, dia mengamati, visi yang dimiliki bangsa ini selalu berubah seiring dengan pergantian pemimpin yang ada.

Labih lanjut dikatakan Akbar, pembuatan visi nasional itu harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan. ''Ini nantinya jadi komitmen nasional sehingga walau presidennya punya visi baru, ia tetap harus mengacu pada visi yang utama,'' jelasnya.

Akbar menuturkan, bentuk visi ini bisa mengadopsi konsep Garis Besar Haluan Negara(GBHN) yang dulu pernah ada. Salah satu contohnya Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) seperti yang dibuat pemerintahan Orde Baru. ''Namun ini memang perlu dibahas lagi ke depannya. Masalahnya, sistem kini beda dengan sistem yang dulu,'' katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement