REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Pihak berwenang di Bangladesh yang gila sepak bola hari Senin meminta semua pabrik di dan sekitar Ibukota Dhaka untuk menghentikan operasi setiap malam sampai berakhirnya Piala Dunia di Afrika Selatan. "Kami telah mengeluarkan perintah kepada pabrik-pabrik untuk mematikan aliran listrik selama lima jam setiap malam dalam usaha menghemat listrik, sehingga warga dapat menonton siaran pertandingan di televisi," kata Saleh Ahmed, direktur pelaksana Perusahaan Pemasok Listrik Dhaka.
"Ini merupakan keputusan yang tak diinginkan dari segi ekonomi, tetapi kami terpaksa," katanya kepada wartawan.
Piala Dunia yang berlangsung selama sebulan tersebut akan berakhir 11 Juli. Meskipun Bangladesh, peringkat 157 dunia, kalah 1-6 dari Tajikistan di pertandingan kualifikasi dua leg zona Asia untuk putaran final Piala Dunia tahun ini, kaum muda dan tua di negara tersebut, di daerah pededesaan dan kota, akan berbondong-bondong menyaksikan pertandingan putaran final Piala Dunia.
Paling tidak 30 orang cedera ketika para penggemar sepak bola menyerang beberapa pusat distribusi listrik dan merusak paling tidak 20 kendaraan diibukota, Sabtu. Ratusan polisi dikerahkan untuk mengatasi situasi setelah para penggemar sepak bola di Dhaka tidak dapat menonton pertandingan Argentina lawan Nigeria.
Dua badan milik negara yang memasok listrik di ibukota yang berpenduduk 12 juta jiwa itu sejak itu secara rutin melakukan pemadaman di pagi hari selama satu jam hingga 30 menit selama Piala Dunia. Para pejabat dinas pemasok listrik mengatakan sekitar 5.000 industri dan pabrik akan terpengaruh akibat keputusan tersebut.
Hanya 30 persen dari penduduk Bangladesh yang berpenduduk 150 juta jiwa yang mempunyai akses listrik, tetapi para pejabat mengakui tuntutan penyambungan aliran listrik relatif meningkat, sehingga membakar kemarahan konsumen.