Rabu 16 Jun 2010 22:47 WIB

Polisi Paris Gagalkan Pesta Anti-Islam

ilustrasi
Foto: >
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS--Sedianya, pesta jalanan malam itu akan berlangsung sangat meriah. Hidangan yang disajikan, semua yang diharamkan oleh Islam. Sosis babi dan minuman keras menu wajibnya. Oh ya, pesta yang akan dilakukan di jalan raya dekat dengan kawasan permukiman Muslim itu akan dilakukan pada siang hari Jumat, berbarengan dengan saat umat Muslim bergegas untuk menunaikan Shalat Jumat.

Menurut salah seorang penggiat anti-Islam, pesta dilakukan sebagai bentuk protes atas islamisasi yang kini tengah digiatkan di Paris. Acara kontroversial ini juga muncul setelah perdebatan yang disponsori pemerintah yang menyoal identitas nasional awal tahun ini, dengan titik bahasan pada kecemasan tentang integrasi enam ribu Muslim Perancis.

Ide pesta bertitel Goutte d'Or itu berasal dari seorang wanita setempat yang membuat halaman Facebook mengumumkan acara untuk memerangi apa yang dia lihat sebagai peningkatan islamisasi di daerahnya. Wanita yang menggunakan nama samaran Sylvie Francois di Facebook itu, mengatakan kepada koran Liberation bahwa ia tidak lagi merasa nyaman tinggal di lingkungan yang telah membesarkannya. "Orang-orang asli Prancis tidak bisa minum dengan damai di sana. Jika Anda seorang wanita Anda terlihat bermusuhan jika Anda tidak mengenakan jilbab," katanya.

Ide pesta anti-Islam itu mendapat banyak dukungan. Belum sepekan dibuat, anggotanya telah mencapai 7.000 orang. Mereka sepakat menggelar pesta jalanan. Setiap peserta wajib membawa sebotol wine dan sosis dingin, yang merupakan "teman" minum anggur dalam masyarakat Prancis tradisional.

Untunglah, polisi Paris keburu mengendus rencana itu. Mereka menyebut acara ini bertentangan dengan kebijakan publik dan berisiko bagi ketenangan warga. Rencana pesta berakhir sebelum sempat digelar.  

Rencana tersebut telah memicu kemarahan dari para politisi dan kelompok anti-rasisme yang mengatakan hal itu terang-terangan rasis dan bisa mengarah pada kekerasan di jalanan. "Prancis dalam proses menuju disintegrasi bila cara-cara seperti ini dibiarkan," ujar sebuah sumber.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا
Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.

(QS. An-Nisa' ayat 136)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement