REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Bila Anda berwajah bule, peruntungan Anda mungkin di Cina. Sebaliknya, jika hendak berkongsi denan perusahaan Cina, jangan lekas percaya di di kantor mereka mempekerjakan banyak bule, alias pria atau wanita kulit putih.
Di Beijing, banyak perusahaan menyewa bule sebagai "pajangan" di kantor mereka untuk menaikkan pamor perusahaan. Mereka disewa baik secara harian, mingguan, atau bulanan, sebagai karyawan "bayangan" atau berpura-pura sebagai mitra bisnis. Praktik ini dikenal dengan istilah "White Guy in a Tie", "The Token White Guy Gig," atau secara sederhana, "Face Job."
"Wajah, bagi kami di Cina, lebih penting dari segalanya," kata Zhang Haihua, penulis buku Think Like Chinese. "Karena Barat jauh lebih berkembang dari negara manapun, orang berpiir mereka lebih terdidik, dan jika perusahaan mampu mempekerjakan mereka, orang akan berpikir bahwa perusahaan itu adalah perusahaan yang maju dan terhubung dengan bisnis lain di luar negeri," ujarnya.
Hal itu diakui Jonathan Zatkin, seniman drama asal Amerika Serikat yang lama tinggal di Beijing. Selama satu dekade, ia "jual tampang" pada sebuah perusahaan perhiasan di Cina. Ia dibayar 300 dolar AS untuk tiap kali meresmikan cabang baru, memberikan pidato, dan menggandeng model berdarah Russia memamerkan perhiasan yang dijual.
"Saya berdiri sejajar dengan walikota, dan tugas saya hanya mengomongkan hal yang sama, yaitu betapa bahagianya bermitra selama 10 tahun dengan perusahaan yang menggunakan jasa saya," ujarnya.
Baginya, pekerjaan itu bak durian runtuh. "Saya tak perlu belajar bahasa Cina, karena saya justru harus terus berbahasa Inggris, saya terbang hampir tiap pekan, dan saya tak perlu memeras otak untuk pekerjaan," katanya, sembari bercanda satu-satunya modal utama dia adalah wajah bule-nya.
Belakangan, ia terinspirasi untuk membuka perusahaan jasa persewaan wajah bule. Meski tidak terang-terangan, ia kini memiliki jumlah klien yang lumayan. Perusahaan bernama Rent A Laowai itu diiklankan secara tersamar dalam situs thebeijinger.com.
"Pekerjaan ini terbuka bagi gadis bule yang cantik atau pria bule yang tampak anggung dengan setelan jas," ujarnya.
Peran paling "seru" barangkali adalah apa yang dilakukan Vicky Mohieddeen, lajang asal Skotlandia. Dalam lima tahun, wanita ini harus berperan sebagai eksekutif muda perusahaan perminyakan dengan bayaran 44 dolar AS untuk satu even pekerjaan. "Hampir tiap malam saya makan malam dengan para petinggi perusahaan pertambangan dari seluruh dunia, menyalami dan tersenyum pada mereka," ujarnya.
Spesialisasinya, menangani tamu asing dari Pakistan dan Nigeria. "Selama di Beijing, saya lebih banyak tinggal di hotel mewah untuk menjamu tamu mereka, hanya dengan berkaya, 'Ya, di Skotlandia banyak ladang minyak, tapi saya senang di sini'," ujarnya.
Ia mengaku beruntung, di saat kaum muda Cina bersaing masuk pasar kerja, ia mendapatkannya dengan mudah nyaris tanpa usaha. Oala...