REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Jenderal Amerika Serikat Stanley McChrystal berencana pensiun dari ketentaraan sesudah dipecat pada pekan lalu sebagai panglima pasukan pimpinan NATO di Afghanistan, kata juru bicara tentara pada Senin. "Ia memberi tahu tentara pada hari ini bahwa dia bermaksud pensiun," kata Kolonel Thomas Collins kepada kantor berita Prancis AFP.
McChrystal dipaksa turun sesudah ia dan pembantunya menunjukkan penghinaan atas pejabat pemerintah dalam sosok majalah "Rolling Stone". Perwira berbintang empat itu mengatakan kepada kantor pengelola perwira tinggi bahwa ia akan pensiun, tapi belum mengirim surat resmi dan tetap tak jelas tentang jangka waktu ia berseragam, tambah Collins.
Presiden Barack Obama mencalonkan Jenderal David Petraeus, yang diakui menyelamatkan perang Amerika Serikat di Irak, untuk mengganti McChrystal di markas besar Kabul. Anggota parlemen memperkirakan Petraeus akan dengan mudah disetujui Senat Amerika Serikat dalam dengar pendapat mengenai pencalonannya dimulai pada Selasa.
Dalam tulisan istimewa diterbitkan di "Rolling Stone", panglima 142.000 tentara asing di Afghanistan itu dinyatakan mengecam duta besar Amerika Serikat di Kabul, sementara pembantunya mengutuk Presiden Obama dan mengejek wakilnya. McChrystal, mantan kepala gerakan khusus, yang disegani, menikmati liputan menyenangkan sebagian besar media Amerika Serikat sejak mengambil alih pasukan pimpinan NATO pada tahun lalu dengan amanat dari Obama untuk melancarkan serangan besar terhadap pejuang.
Tapi tulisan itu tampak menjebaknya dan bawahannya pada saat rawan, yang memaksa permintaan maaf cepatnya. "Kesalahan itu mencerminkan penilaian buruk dan seharusnya tidak terjadi," katanya dalam pernyataan, "Saya sangat menghormati dan mengagumi Presiden Obama dan kelompok keamanan negaranya."
Dalam sosok "Rolling Stone", McChrystal bergurau "miring" tentang persiapan menjawab pertanyaan mengacu kepada Wakil Presiden Joe Biden, yang dikenal tak yakin akan siasat penglima itu dengan menggelar ribuan tentara lagi ke kemelut tersebut. Dia juga mengatakan kepada majalah itu bahwa ia merasa "dikhianati" Duta Besar Amerika Serikat untuk Kabul, Karl Eikenberry, dalam perbantahan Gedung Putih atas siasat perang pada tahun lalu.
Obama menyatakan McChrystal menunjukkan "penilaian buruk", tapi ketika ditanya apakah ia akan memecat McChrystal, presiden Amerika Serikat itu menyatakan ingin berbicara dengan jenderal tersebut di Gedung Putih, yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu. Pemimpin Afghanistan Hamid Karzai mendukung McChrystal, dengan juru bicaranya menyebutnya "panglima terbaik" pasukan asing dalam perang hampir sembilan tahun di negara itu.
Pernyataan jenderal itu terungkap saat laporan Kongres Amerika Serikat pada Selasa menyatakan siasat perang Afghanistan dirusak pembayaran jutaan dolar (miliaran rupiah) kepada panglima perang untuk mengawal iringan pasokan ke lebih dari 200 pangkalan tentara Amerika Serikat di seluruh negeri tersebut.
Penyelidikan itu, berjudul "Warlord, Inc" (Perusahaan Panglima), menemukan bahwa kesepakatan 2,16 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar 21,6 triliun rupiah) untuk truk perbekalan ke pangkalan Amerika Serikat memicu kepanglimaan, pemerasan, dan korupsi serta mungkin menjadi sumber dana penting bagi pejuang.
Kekacauan lebih lanjut dalam tubuh NATO di Afghanistan muncul saat Inggris pada Juni mengumumkan utusan khususnya untuk Afghanistan memperpanjang cuti, di tengah laporan bahwa ia bentrok dengan pejabat tentara mengenai siasat.