REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi, menyatakan, PAN tidak khawatir akan menggunakan bendera berbeda dalam Pemilu 2014 jika ide konfederasi diakomodir dalam revisi UU Pemilu.
Viva Yoga menegaskan, ide konfederasi sebagai solusi menyelamatkan suara pemilih yang selama ini hangus dan tidak terwakili di parlemen, lantaran partai yang dipilih tidak lolos parliamentary threshold (PT). “Begitu juga di parlemen nanti, bendera fraksi bukan fraksi PAN tapi fraksi konfederasi, PAN tidak masalah,” kata Viva, kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (30/6).
Viva Yoga mengilustrasikan ide konfederasi seperti Barisan Nasional di Malaysia, yang berupa gabungan dari beberapa partai. Namun, Viva Yoga menjelaskan, konfederasi bukan berarti meleburkan banyak partai dalam satu partai namun hanya penggabungan beberapa partai terkait keikutsertaan dalam pemilu. Dalam revisi UU Pemilu nanti, Viva Yoga mengharapkan, peserta pemilu didefinisikan sebagai partai politik dan gabungan partai politik.
Viva Yoga juga mengakui, wacana konfederasi yang digulirkan PAN menyusul ide kenaikan PT hingga lima persen. Dengan kenaikan PT sampai lima persen, Viva Yoga menghitung, jumlah suara yang mubazir dalam Pemilu 2014 bisa mencapai 32 juta suara. “PAN tidak khawatir PT dinaikkan hingga lima persen, tapi ini supaya tidak terlalu banyak suara yang mubazir,” kata Viva Yoga.
Wacana konfederasi partai-partai kecil, lanjut Viva Yoga, tidak bermaksud menyaingi keberadaan Sekretariat Gabungan Partai Koalisi (Setgab). Menurut Viva Yoga, PAN adallah partai yang paling berkomitmen dalam koalisi partai pendukung pemerintah. Ditanya apakah PAN tidak keberatan jika partai-partai kecil bergabung dengan konfederasi dengan mengusung bendera selain PAN, Viva menjawab “Itu konsekuensi dari pembentukan konfederasi.”