Sabtu 03 Jul 2010 04:52 WIB

Perjuangan tak Kenal Lelah Tunanetra Penjaga Pulau Cangke

Rep: Rahmat Santosa Basarah/ Red: Budi Raharjo
Pulau Cangke
Pulau Cangke

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tak terbayangkan pengabdian tulus yang telah diberikan Daeng Abu (70 tahun) terhadap alam ini. Keterbatasan fisik sebagai seorang penyandang tuna netra tak membuatnya surut untuk berbuat baik bagi alam ini seperti yang telah diajarkan Islam untuk senantiasa menjaga lingkungan.

Tanpa kenal lelah dan pamrih, Daeng Abu menghijaukan kembali Pulau Cangke yang didiaminya sejak tahun 1970-an. Pulau Cangke merupakan sebuah pulau berjarak 100 kilometer dari bibir Pantai Makassar, Sulawesi Selatan. Untuk menuju ke sana diperlukan waktu sekitar 2,5 jam menggunakan perahu motor. Daeng Abu mendiami pulau itu saat masih kosong bersama istrinya. 

Awalnya, pulau itu kering kerontang. Hatinya terasa tak tega melihat kondisi alam yang rusak itu. Dia pun mulai menanaminya dengan pohon cemara laut dan berbagai tumbuhan hijau lain. Hasilnya, kini setelah 40 tahun, Pulau Cangke telah berubah menjadi satu pulau yang hijau, bak hutan kecil di tengah laut.

Hewan dan manusia pun sekarang banyak yang memanfaatkan kerindangan pulau itu. Pulau itu kini menjadi tempat bertelur secara alamiah bagi penyu-penyu dan rumah bagi ribuan spesies burung. Meskipun tak mampu melihat, tiap hari Daeng Abu mengawasi semua tanaman di Pulau Cangke dan suka mengingatkan para nelayan yang singgah untuk menjaga kebersihan pulau.

Atas perjuangannya yang tak kenal lelah itu, Daeng Abu pun bakal menerima penghargaan dari Dompet Dhuafa. Berdasarkan keterangan yang diterima Republika, penghargaan yang khusus diberikan kepada insan-insan penuh dedikasi yang mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk orang lain, ini akan diberikan malam ini di Jakarta. Terima kasih Daeng atas kerja kerasnya menjaga alam ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement