REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Jenderal McChrystal menanggung konsekuensi: kehilangan jabatan setelah obrolannya dengan wartawan Rolling Stone dipublikasi secara "telanjang". Dan kini, Pentagon membuat aturan baru: melarang para pejabatnya berbicara terlalu banyak dengan wartawan mengenai pemerintah AS atau obrolan berisi kritik pada pemerintah.
Menurut Menteri Pertahanan Robert Gates, saat ini Kementerian Pertahanan AS sudah menjadi "terlalu santai dalam berhubungan dengan media”. Ia menegaskan, mulai sekarang prajurit-prajurit AS dan para perwiranya dilarang berbicara mengenai tema-tema tabu dan memberikan informasi, yang sebenarnya ingin ditahan Pentagon dari khalayak umum.
Sebenarnya, aturan itu ditegakkan sejak lima tahunan lalu, namun belakangan banyak dilanggar. Buktinya adalah artikel kontroversial sepanjang delapan halaman majalah Rolling Stones mengenai McChrystal, yang dipenuhi oleh kutipan-kutipan bernada tidak hormat tentang orang-orang di pemerintahan AS, termasuk Wakil Presiden AS Joe Biden dan Presiden AS Barack Obama, serta mitra-mitra Perancisnya. Kutipan-kutipan ini berasal dari Jendral McChrystal sendiri atau dari pegawai-pegawai papan atasnya yang namanya tidak disebut.
Memang akhir-akhir ini tidak banyak diskusi mengenai pertanyaan, apakah seorang wartawan tidak seharusnya merahasiakan pembicaraan-pembicaraan yang turut didengarnya. Memang ada peraturan tidak tertulis, bahwa wartawan tidak boleh menggunakan kata-kata yang diucapkan para prajurit di sebuah bar ketika mereka capai dan mabuk.
Tetapi bagi menteri pertahanan Gates satu hal sudah jelas, yaitu bahwa yang salah adalah orang-orangnya sendiri. Ini termasuk orang-orang yang bekerja di bagian humas di Pentagon.
Menurut Gates, alasan penegasan kembali aturan itu adalah karena ada terlalu banyak pegawainya yang berbicara dengan media di luar jalur resmi. "Sering kali mereka memberi informasi yang tidak benar atau tidak sah, keluar dari konteks, atau kadang yang diwawancara tidak mencari tahu lebih dulu," jelas Gates dalam sebuah memo yang diberitakan New York Times.
Sekarang peraturan nomor satu bagi anggota militer AS adalah: tutup mulut dan konsultasi dengan bagian humas kementerian pertahanan. Media AS tidak kaget tetapi mereka bertanya-tanya, apa konsekuensi peraturan ini bagi pemberitaan perang di Afghanistan dan Irak di masa depan.