REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO--Banyaknya kasus gas elpiji 3 kg yang bocor dan memicu terjadinya ledakan, mulai disikapi Pertamina. Salah satunya, dengan akan membangun pengetesan ulang di setiap SPBE (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji). ''Kita akan membangun retester untuk memeriksa sekaligus memperbaiki tabung gas yang rusak,'' kata Sales Representatif Gas Domestik Rayon III Pertamina Region IV Jateng/DIY, Anna Dewi Lestari, di Purwokerto, Rabu (7/7).
Dengan demikian, kata Anna, setiap tabung yang masuk dan akan mengisi gas elpiji di SPBE tersebut, akan diperiksa dulu apakah mengalami kebocoran atau tidak. Kalau ditemukan ada yang bocor, maka langsung diperbaiki di tempat itu juga.
Dia menyebutkan, selama ini tabung-tabung gas elpiji yang masuk ke SPBE dan akan diisi dengan elpiji, memang tidak diiuji ulang lebih dulu. Rabung-tabung yang rusak hanya diketahui dari laporan yang diterima dari pihak agen dan pangkalan.
''Tabung-tabung yang dilaporkan rusak tersebut, kemudian ditampung di SPBE, setelah itu dikirim ke pabrik pembuatnya untuk diperbaiki, karena memang masih garansi. Jadi bukan karena hasil pengetesan ulang yang dilakukan pihak SPBE,'' katanya.
Dia mengakui, sejak program gas elpiji isi tabung 3 kg diluncurkan, sudah ada ratusan ribu tabung gas di Jawa Tengah yang dikembalikan ke pabrik pembuatnya untuk diperbaiki. ''Saya lupa angka pastinya. Tapi yang jelas, sudah ada ratusan ribu tabung,'' ungkapnya.
Anna menyebutkan, dalam program konversi bahan bakar rumah tangga dari minyak tanah ke gas elpiji isi tabung 3 kg, khusus untuk wilayah Jawa Tengah, tercatat mencapai angka 9 juta tabung. Keseluruhan tabung tersebut dibuat oleh pabrik yang menjadi rekanan Pertamina, sehingga kualitasnya sudah memenuhi SNI.
Untuk itu, Anna tidak menampik kemungkinan bahwa kerusakan tabung tersebut, juga terjadi pada tabung gas resmi buatan rekanan Pertamina yang sudah memenuhi kualitas SNI. ''Kerusakan ini bisa saja terjadi, karena dalam proses handling-nya, tidak sesuai dengan ketentuan. Misalnya, saat menurunkan ribuan tabung dari truk pengangkut, tidak dilakukan dengan hati-hati sehingga terjadi kebocoran.''
Namun Anna juga menyebutkan, dari laporan yang dia terima dari pihak SPBE di Jawa Tengah juga ditemukan tabung-tabung gas elpiji 3 kg yang bukan buatan rekanan Pertamina. Kualitas tabung-tabung ini, umumnya tidak memenuhi SNI. ''Sejauh ini, ada sekitar 1.000 tabung yang kita sita karena ternyata bukan buatan rekanan resmi Pertamina,'' jelasnya.
Anna menyebutkan, untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat penggunaan gas elpiji, tanggal 12 Juli mendatang, Pertamina akan menggelar acara sosialisasi 'Cara Aman Menggunakan Gas Elpiji. Acara sosialisasi ini akan diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia. ''Dengan adanya sosialisasi ini, kami berharap angka kecelakaan akibat penggunaan gas elpiji yang tidak benar dapat diminimalisir,'' katanya.