REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua PB HMI bidang Media dan Infokom, Bambang M Fajar, atas nama organisasinya mendesak aparat penegak hukum segera menuntaskan berbagai kasus kekerasan atas aktivis anti korupsi, juga aktivis kampus di berbagai daerah."Selain kasus kekerasan yang dialami seorang aktivis ICW, salah satu Sekretariat Cabang HMI di Labuhan Batu juga diduga disabotase oknum tak dikenal, sehingga mengakibatkan gedungnya terbakar," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Minggu malam.
PB HMI, menurutnya menilai, jika aksi-aksi kekerasan tersebut lamban atau tak serius dituntaskan, akan menjadi preseden buruk bagi upaya pemberantasan korupsi serta berbagai penyakit masyarakat lainnya, seperti judi, manipulasi jabatan, suap, maupun mafia hukum.
Dua kasus di tempat berbeda ini, menurutnya, memang belum jelas motifnya. "Tetapi yang pasti, baik aktivis ICW maupun teman-teman HMI di Cabang Labuhan Batu kini tengah melakukan investigasi serta pembongkaran sejumlah kasus korupsi," ujarnya.
Akibat kebakaran yang melanda markas HMI tersebut, bagian depan bangunan rusak berat, berikut hancurnya beberapa peralatan penting seperti komputer."Api cepat sekali merangsek, padahal bagian depan bangunan masih ada betonnya, meskipun setengahnya memang kayu. Sedangkan di bagian belakang seutuhnya beton, namun tetap saja rusak," ungkapnya berdasarkan laporan Sekretariat HMI Cabang Labuhan Batu tersebut.
Bambang M Fajar menambahkan, tidak ada tanda-tanda api terjadi karena meledaknya kompor gas di dapur sekretariat, karena keadaannya tetap baik, malah apinya belum dimatikan."Menurut tetangga yang melihat saat kejadian, pada saat api membakar sekretariat kami, lampu bagian depan bangunan masih menyalah. Lalu disimpulkan, api bukan dari korsleting listrik. Diduga kuat ada oknum yang sengaja melakukan pembakaran sekretariat itu," ujarnya.
Hal ini, menurut Bambang M Fajar, terkait pula dengan getolnya aksi para aktivis HMI menuntut pemberantasan penyakiat masyarakat seperti judi, Miras, termasuk korupsi.