Rabu 14 Jul 2010 05:57 WIB

Matahari Bangsa Jajagi Konfederasi dengan PAN

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekretaris Jenderal Partai Matahari Bangsa (PMB) Ahmad Rofiq mengatakan, pihaknya menjajaki konfederasi dengan Partai Amanat Nasional (PAN).

"Konfederasi PAN merupakan salah satu titik poin kita, saat ini sedang malakukan penjajakan strategis dan melakukan komunikasi," katanya Selasa (13/7). Ahmad mengatakan, meski komunikasi dengan PAN masih terus berlangsung namun, belum ada pembicaraan terkait masuknya PMB.

"Komunikasi yang substansi sedang direncanakan, dicari waktu yang tepat, sehingga kedua pihak tahu apa yang diinginkan oleh masing-masing," katanya. Ahmad menambahkan, meski PAN merupakan alternatif utama mereka, namun tidak menutup kemungkinan bergadengan dengan partai politik lainnya.

"Bisa jadi nanti ketemu dengan partai politik lain yang satu visi dan misi," katanya.

Ahmad menambahakn, pihaknya setuju dengan gagasan adanya konfederasi partai politik. Selain bisa menyederhanakan partai politik dan memperkuat sistem presidensial, juga mampu menampung suara dari partai-partai kecil. "Jangan sampai dalam alam demokrasi suara-suara yang ada kemudian diabaikan," ujar Ahmad.

PMB merupakan salah satu partai politik yang muncul pada pemilu 2009, namun tidak mampu meloloskan anggotanya ke parlemen. PMB pada 2009 hanya memperoleh sekitar 415 ribu suara atau 0,04 persen.

Pendirian PMB pada masa itu diberitakan karena adanya ketidakpuasan dari para tokoh muda Muhammadiyah terhadap kinerja PAN. Sehingga tidak heran bila pengurusnya banyak dihuni oleh kader-kader muda Muhammadiyah.

Sementara itu, sebelumnya PAN telah merencanakan akan melakukan pendekatan terhadap partai politik kecil yang tidak bisa menempatkan anggotanya di Parlemen.

Ketua DPP PAN Bima Arya Sugiharto mengatakan, pihaknya serius dalam membentuk konfederasi partai politik guna menghadapi pemilu 2014.

Menurut catatan, perolehan suara dalam pemilu terus menurun. PAN pada pemilu 1999 mencapai 7,2 persen, namun pada 2004 suara PAN menurun menjadi 6,8 persen dan pada 2009 kembali menurun menjadi 6,1 persen.

Menurut Peneliti Senior LSI Burhanuddin Muhtadi, pada pemilu 2009 kemarin setidaknya terdapat 20 persen suara yang dimiliki partai-partai kecil tersebut hilang karena tidak memenuhi syarat parliamentary treshold. "Sekitar 20 persen suara ini bisa menjadi ajang untuk dibidik," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement