Selasa 10 Aug 2010 00:43 WIB

Jelang Puasa, Pemerintah Waspadai Gangguan Distribusi Bahan Pokok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, mengatakan pemerintah mewaspadai kemungkinan gangguan distribusi bahan pokok karena faktor cuaca yang bisa memengaruhi harga barang kebutuhan tersebut di pasaran. "Stok bahan pokok cukup. Beberapa hari ini kita juga tidak mendeteksi kenaikan harga. Yang perlu kita waspadai hanya distribusi saja karena bisa terganggu cuaca," katanya di Jakarta pada Senin (9/8).

Mari mengatakan pihaknya mengantisipasi masalah itu lewat kordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi bahan kebutuhan pokok tidak terganggu. Selain itu, ia menjelaskan, pemerintah sudah mengimbau pelaku usaha untuk mengantisipasi dampak cuaca terhadap distribusi bahan pokok dengan mengirimkan stok barang lebih awal dan lebih banyak.

"Barang yang bisa distok dikirim lebih awal dan lebih banyak untuk persiapan di luar daerah, supaya tidak terjadi kekurangan saat puasa dan lebaran nanti," paparnya.

Menurut Direktur Bina Pasar dan Distribusi Direktorat Pedagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Jimmy Bella, pelaku usaha sudah mengambil langkah untuk mengantisipasi gangguan distribusi menjelang puasa dan lebaran. "Dari awal bulan kemarin pelaku usaha sudah menyebar barang sejak satu bulan sebelum puasa kecuali untuk barang yang mudah rusak seperti cabai dan daging," tuturnya.

Ia menjelaskan pemenuhan kebutuhan barang yang mudah rusak seperti cabai dan daging tergantung pada kemampuan produksi masing-masing daerah. "Kalau cabai dan daging itu biasanya ada sekalipun hanya untuk kebutuhan lokal bisa. Kecuali untuk daerah yang tidak punya lahan seperti DKI Jakarta, mereka tergantung pada pasokan dari daerah lain," ucapnya menegaskan.

Lebih lanjut Jimmy menjelaskan, kenaikan harga sejumlah barang menjelang bulan puasa lebih terjadi karena efek psikologis dan tidak akan berlangsung lama. "Ini psikologis saja kok. Kalau spekulan tidak mungkin, ngapain dia simpen pas harga tinggi, memang mau jual habis lebaran setelah harga turun, rugi dia," katanya.

Kenaikan harga akibat efek psikologis ini biasany biasanya berlangsung antara tiga hari hingga empat hari. "Nanti juga turun, dan naik lagi tiga hari sampai empat hari menjelang Lebaran," katanya serta menambahkan kenaikan harga selama periode itu sekitar 15 persen.

Menurut laporan pemantauan harga dan distribusi barang kebutuhan pokok Kementerian Perdagangan per 5 Agustus 2010 harga rata-rata nasional beberapa barang pokok mengalami kenaikan menjelang puasa. Laporan itu menunjukkan, harga rata-rata nasional beras kualitas medium Rp6.589 perkilogram atau naik Rp10 dari harga hari sebelumnya.

Harga rata-rata selama bulan Agustus Rp6.574 perkilogram atau lebih tinggi Rp74 perkilogram dibanding harga rata-rata selama bulan Juli. Sedangkan harga rata-rata nasional gula selama bulan Agustus menurut data tersebut Rp10.722 perkilogram dengan rata-rata harga bulan Agustus naik Rp330 perkilogram dibanding harga rata-rata selama bulan Juli 2010.

Harga rata-rata nasional minyak goreng curah pada bulan Agustus 2010 (sampai 5 Agustus-red) Rp9.341 perkilogram, naik Rp141 perkilogram dari harga rata-rata selama bulan Juli 2010. Harga rata-rata cabai merah keriting selama Agustus 2010 Rp34.267 perkilogram, mengalami kenaikan Rp159 perkilogram dari harga rata-rata cabai merah keriting selama bulan Juli 2010.

sumber : Ant
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement