REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Puluhan aktivis dari Nusa Tenggara Barat melakukan aksi di depan kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Mereka mendesak DPP PPP agar memecat Izzul Islam, pelaku skandal pemalsuan ijazah, dari keanggotaan partai.
Aksi tersebut dimulai sekitar pukul 14.30 hingga pukul 17.00, Jumat (20/8). Mereka nyaris bentrok dengan aparat kepolisian. Para pendemo membakar keranda, yang menyimbolkan matinya hukum, di depan pintu Kantor DPP PPP. Aksi itu mereda setelah DPP PPP siap menerima perwakilan demonstran untuk melakukan diskusi terkait kasus Izzul.
"Pecat Izzul Islam. PPP dosa besar menerima orang yang terlibat skandal ijazah palsu," teriak koordinator demonstran, Arya Assegaf, dalam orasinya. Arya mengancam, jika kasus pemalsuan ijazah itu tidak ditindaklanjuti dan PPP tidak memecat Izzul dari keanggotaan partai, kelompoknya akan mengancam PPP di wilayah NTB pada Pemilu 2014 mendatang.
"Kalau tidak memecat, kami akan melakukan aksi lagi dan kami rakyat NTB akan memboikot PPP pada pemilu 2014," paparnya. Selain itu, demonstran juga mendesak agar Kejaksaan Agung segera menangkap dan mengadili Izzul dalam skandal ijazah palsu. "Kami juga meminta Badan Kehormatan DPR dan Ketua DPR memecat Izzul secara tidak terhormat atas kasus tersebut," teriak mereka.
Izzul Islam merupakan anggota DPR dari Fraksi PPP asal daerah pemilihan NTB. Namun, kariernya terganggu akibat ijazah yang digunakannya sejak pencalonan sebagai wakil bupati 2003 hingga pencalonan di legislatif 2009 lalu dinyatakan palsu oleh Pengadilan Negeri Mataram dengan nomor 67/Pid.B/2007/PN.MTR. Meski demikian, dia tetap bisa melenggang ke Senayan sebagai anggota Komisi III DPR.