REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pembahasan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia akan segera dilakukan. Menteri Kordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Djoko Suyanto, menyatakan surat resmi presiden terkait pembicaraan itu sudah dikirimkan ke Malaysia.
"Beliau (Presiden) juga mendorong untuk percepatan pebicaraan tentang perbatasan itu yang paling penting karena muaranya ada disitu," ujar Djoko di sela-sela acara buka puasa bersama Kemenkopolhukam, Jumat (27/08).
Pembicaraan mengenai perbatasan sebenarnya sudah dilakukan sejak Oktober 2009. Pertemuan selanjutnya rencananya akan dilakukan pada awal September 2010 nanti.
"Tanggal 6 (September) nanti atau tanggal berapa, pembicaraan perbatasan akan dimulai lagi," kata Djoko. Pada intinya, imbuh Djoko, penyelesaian perbatasan Indonesia-Malaysia harus dilakukan dengan suasana yang sejuk. Masyarakat juga dihimbau untuk tetap bersikap tenang.
Terkait perbatasan, Djoko mengatakan masih ada beberapa titik yang harus dibicarakan oleh dua negara yang bertetangga itu. mulai di Selat Malaka, Tanjung Berakit, sekitar Natuna, hingga di Selat Sulawesi. "Itu semua bertahap, tidak akan mungkin selesai dalam pertemuan satu atau dua kali," katanya. Tapi dia menegaskan Indonesia akan bertahan dengan batas-batas yang sudah dimiliki sekarang.
Menkopolhukam menilai perundingan masih menjadi jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah Indonesia dan Malaysia. "Iide konfrotasi, berperang, menarik duta besar itu tidak menyelesaikan masalah karena kita memiliki ratusan ribu tenaga kerja disana," ujarnya.
Jika masalah ini diselesaikan dengan keadaan panas maka tidak akan ada jalan keluar. Oleh karena itu, Kepala Negara dari dua negara itu sepakat untuk duduk bersama dengan kepala dingin membicarakan masalah tersebut.