REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI--Pemerintah Libia akan membebaskan 38 lagi anggota sebuah kelompok Islam garis keras yang dipenjarakan karena merencanakan untuk menggulingkan pemerintah Muammer Gaddafi, jaksa agung negara itu Abderhmane al Abbar mengatakan, Senin."Pemerintah telah mengambil keputusan untuk membebaskan ke-38 tawanan itu dan mereka diperkirakan akan meninggalkan penjara hari ini atau besok. Itu hanya masalah prosedur," ujarnya pada Reuters.
Para pemimpin Kelompok Perjuangan Islam Libia (LIFG), yang dipenjarakan di Abu Salim di pinggiran kota Tripoli, telah merundingkan perjanjian pada dua tahun terakhir untuk meninggalkan kekerasan dan cap Islam garis kerasnya sebagai pertukaran bagi pembebasan para anggota LIFG itu.
Tidak jelas apakah para pemimpin LIFG yang tersisa itu akan termasuk di antara ke 38 tawanan yang akan dibebaskan. Sedikitnya 254 anggota kelompok itu telah dibebaskan dalam beberapa rombongan dalam hampir tiga tahun,
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan pasukan keamanan Libia telah menewaskan 1.200 tawanan pada 1996 di Abu Salim dalam pertempuran antara militer dan gerilyawan LIFG di beberapa desa dan kota di sekitar Benghazi, tempat tak aman bagi oposisi pemerintah Gaddafi.Tiga pejabat penting dari kelompok itu telah dibebaskan awal tahun ini melalui pembicaraan yang dipelopori oleh Saif al Islam yang condong pada pembaruan, putera Gaddafi yang paling berpengaruh.
Surat kabar-surat kabar Libia mengatakan para pemimpin LIFG yang dipenjarakan itu telah mengeluarkan sebuah buku tahun lalu yang dipuji oleh beberapa sarjana Muslim sebagai "membuka jendela baru" untuk mendorong Islam moderat.
Sejumlah sarjana Islam menyampaikan keraguan mengenai keabsahan intelektual buku itu, dengan dalih bahwa para pemimpin LIFG yang dipenjarakan itu tidak bebas menyampaikan pemikiran sejati mereka.LIFG teah melakukan pertempuran di jalanan kota dan di gunung pada 1990-an, membunuh puluhan tentara dan polisi, sebagai bagian dari upaya mereka untuk menggulingkan Gaddafi.
Menurut beberapa sumber keamanan dan politik Libia, Al Qaida menghendaki LIFG bergabung dengan cabang Afrika Utaranya, tapi sebagian besar dari kepemimpinan kelompok itu menentang strategi global Al Qaida dan yakin bahwa tak mungkin kelompok itu menghasilkan perubahan di Libia.Sumber-sumber politik di Tripoli mengatakan bahwa sebanyak 300 gerilyawan Islam dari LIFG dan kelomok garis keras lainnya masih di dalam penjara, tidak termasuk rombongan baru tawanan yang akan dibebaskan pekan ini.