REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pola kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menuai kecaman. Terlebih setelah penyikapan Presiden terhadap permasalahan antara Indonesia dan Malaysia. "Presiden jangan jadi pengamat," ujar Adi Sasono dalam acara buka bersama di Hotel Gran Melia, Jakarta Selasa (7/8).
Dia mengatakan, presiden tak selayaknya banyak bicara. "Presiden itu bertugas untuk memutuskan, bukan banyak bicara," kata mantan menteri UKM dan Koperasi tersebut. Dia mencontohkan sikap Soeharto pada masa pemerintahannya. Saat Malaysia berulah di wilayah Indonesia, kata dia, pemerintah langsung menghentikan pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Malaysia. Sebagai saudara muda yang kaya, dia melihat Malaysia memang sering mencari masalah dengan Indonesia. "Maklumlah, merka saudara muda yang kaya," ujar Adi.
Akibatnya, ratusan hektare kebun kelapa sawit mengalami kerugian. "Lahan sawitnya luas, tapi tak ada yang memanen," ujarnya. Akhirnya, pemerintah Malaysia mengirimkan perwakilannya untuk meminta maaf kepada Pemerintah Indonesia.
Dia mengatakan, presiden seharusnya bersikap tegas. "Seperti Soekarno yang membentuk lingkungan, tidak mengikuti lingkungan," katanya. Dengan bersikap tegas, negara tetangga akan segan terhadap pemerintahan kita. Saat ini, hubungan antara Indonesia dan Malaysia sedang memanas. Hal itu dipicu oleh penangkapan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) beberapa waktu lalu.