Jumat 24 Sep 2010 07:15 WIB

Repot Enggak Ya, Bila 350 Sekte di Kristen Protestan Bangun Gereja

Rep: C32/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG- Pembangunan tempat ibadah, khususnya gereja, kerap bermasalah dan bahkan tak sedikit menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitarnya. Menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Jawa Barat, H Saeroji, mengatakan pembangunan gereja kerap dibangun berdasarkan sekte.

“Hal ini terkesan setiap sekte ingin memiliki gereja sendiri. Inilah salah satu yang kerap membuat masyarakat gerah dengan pembangunan gereja yang menjamur,” ungkap Saeroji kepada Wantimpres Bidang Hubungan Antar Agama yang melakukan kunjungan ke Gedung Sate, Bandung, Kamis (23/9) siang.

Ia memaparkan saat ini terdapat 350 sekte dalam Kristen Protestan. Ia tidak dapat membayangkan, jika setiap sekte ingin mendirikan gerejanya masing-masing. Menurutnya, hal ini juga kerap dikeluhkan Dirjen Kristen Kementerian Agama RI.

Misalnya, ia menyontohkan, Gereja Batak pasti berbeda dengan Gereja Jawa, padahal masih dalam satu ajaran. Fenomena tersebut uniknya, lanjutnya, hanya terjadi di Indonesia. Di negara-negara barat dimana mayoritas penduduknya Kristen, malah tidak ditemukan kasus seperti ini.

“Kenapa tidak beribadah bersama dalam satu gereja? Dengan begitu akan meminimalisasi pengajuan izin mendirikan gereja baru. Coba bayangkan jika 60 organisasi Islam ingin mendirikan masjidnya sendiri, akan banyak sekali,” imbaunya.

Perwakilan PGI Jabar, Alfin Lambe, meralat bahwa yang dimaksud bukanlah sekte tapi organisasi. Ia berkelit setiap organisasi harus melakukan pembinaan terhadap jemaatnya, meski memiliki ajaran yang sama.

“Gereja fungisnya tidak hanya untuk beribadah, tetapi juga untuk pembinaan anak, paduan suara dan lainnya. Sehingga setiap organisasi membutuhkan gerejanya sendiri,” kilahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement