REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menghukum Ketua Umum Persebaya Surabaya, Saleh Ismail Mukadar, denda Rp 50 juta dan larangan beraktivitas dalam lingkungan sepakbola nasional selama tiga tahun.
Sementara itu, manajer Persebaya di Liga Super Indonesia musim 2009/2010, I Gede Widiade dikenakan skorsing selama satu tahun dan denda uang Rp 30 juta. Dua sanksi ini diputuskan dalam sidang Komdis PSSI ke-25 di sekretariat PSSI, Senayan, Jumat (24/9).
Anehnya tidak jelas kesalahan yang dilakukan Saleh sehingga dihukum seperti ini. Hinca IP Panjaitan, ketua Komdis PSSI tidak memberikan penjelasan saat dihubungi. Sementara TB Adi dari Departemen Media PSSI juga tidak memberikan keterangan yang jelas.
"Saya tidak dalam kapasitas bisa menjelaskan keputusan ini. Mungkin karena tindak tanduk Saleh selama ini," kata TB Adi tanpa bisa merinci lebih jelas.
Saleh dikenal sebagai tokoh yang kritis terhadap PSSI dibawah kepemimpinan Nurdin Halid. Paling baru, Saleh mengumumkan Persebaya akan tampil di Liga Primer Indonesia (LPI). Padahal PSSI tidak merestui LPI dan mengancam akan menghukum klub yang berpartisipasi.
Saleh yang dihubungi juga mengaku tidak habis pikir tentang hukuman yang dijatuhkan. Sebab jika kasus Persebaya menolak bertanding melawan Persik dalam laga tunda LSI musim lalu di Palembang, 8 Agustus 2010 silam, ia menilai hukuman tersebut tidak pada tempatnya.
"Keputusan kan diambil oleh manajer saat itu, Pak Gede. Jadi tolong ditanyakan lagi kepada Komdis atas kasus apa saya dihukum," kata Saleh.
Sidang Komdis ini diikuti oleh Hinca sebagai ketua dengan Mahfudin Nigara, Alfred Simanjuntak dan Ramli Ibrahim sebagai anggota. Sidang ini juga memutuskan menolak protes dari pihak Persebaya yang diajukan pada 11 Agustus 2010. Protes ini terkait ditetapkannya pertandingan ulang antara Persebaya dengan Persik Kediri pada 8 Agustus di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang.
Pertandingan ulang di Palembang digelar setelah sebelumnya pihak keamanan tidak memberikan izin rencana pertandingan ulang di Stadion Brawijaya, Kediri, 5 Agustus.