REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Partai Amanat Nasional (PAN) mendukung penuh terpilihnya Komjen Timur Pradopo sebagai calon kepala kepolisian RI menggantikan Jenderal Bambang Hendarso Danuri. PAN bahkan membantah bahwa keputusan presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini berbau kompromi politik.
Demikian dikatakan Sekretaris DPP PAN, Viva Yoga saat dihubungi Republika, Selasa (5/10). Menurut dia, justru sosok Timur merupakan sosok yang terbebas dari kegiatan politik kekuasaan. "Calon-calon lain seperti Imam (Komjen Imam Sudjarwo) dan Nanan (Komjen Nanan Soekarna) di internalnya sudah membangun kelompok-kelompok sendiri," tuturnya.
Sementara, menurut Yoga, seorang polisi harus benar-benar terbebas dari politik kekuasaan dan menjalankan politik negara. Artinya melaksanakan tugas demi negara dan bukan demi kekuasaan.
Apalagi, menurut dia, proses penunjukkan calon kapolri beberapa waktu lalu sangat kental ditarik dengan muatan-muatan politik. Hal itu, menurutnya, tidak boleh terjadi. Pasalnya, polisi merupakan abdi negara dan kepolisian merupakan institusi yang bertanggung jawab kepada negara.
Selain itu, dukungan PAN juga didasari pemikiran bahwa mantan Kapolda Metro Jaya tersebut dianggap mampu mempertanggungjawabkan integritasnya. "Sosok kepemimpinannya pun bisa mengayomi," kata dia.
Apalagi mengingat proses politisasi calon kapolri sempat terjadi, kata Yoga, Timur merupakan figur alternatif terbaik untuk menyelamatkan institusi polisi dari proses politisasi politik. Polisi, diakuinya juga melakukan politik, namun politiknya merupakan politik negara, bukan berdasarkan kepada kekuasaan.
Maka, PAN menganggap Timur sebagai figur yang baik untuk menjalankan misi dan visi kepolisian, di institusi negara yang bertugas untuk mengamankan masyarakat.