REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Seorang pengebom bunuh diri yang menewaskan 17 agen CIA di pangkalan militer di Afghanistan timur tidak menjalani proses pengecekan secara semestinya dari badan intelijen Amerika Serikat (AS).
CIA, Rabu (20/10), mengatakan, pelaku bom bunuh diri, Humam Khalil Abu Mulal al Balawi, meledakkan diri setelah menjanjikan informasi penting tentang rencana serangan terhadap sasaran milik AS.
Dalam surat kepada para pegawai, Direktur CIA Leon Panetta mengutip sejumlah keteledoran yang membuat posisi al Balawi dekat dengan para agen CIA. Serangan terhadap agen-agen CIA pada bulan Januari 2010 tersebut adalah yang terburuk sejak 1983.
Panetta mengatakan, laporan rahasia atas insiden ini menunjukkan al Balawi pernah beberapa kali memberikan informasi intelijen kepada agen-agen CIA dan informasi tersebut terbukti benar. Ini membuat agen-agen CIA meyakini bahwa al Balawi masih memiliki informasi penting lain.
"Dia mengklaim memiliki akses ke kelompok-kelompok militan. Dia berkomunikasi dengan mereka," kata Panetta. "Jika dia beriktikad baik, maka hubungan kami dengan al Balawi akan sangat berguna. Tapi dia tidak melepaskan akar teroris yang ada pada dirinya."
Al Balawi adalah warga negara Yordania yang berprofesi sebagai dokter. Dia ditahan oleh aparat keamanan Yordania satu tahun sebelum melancarkan serangan bom bunuh diri di Afghanistan.
Al Balawi kemudian dilaporkan direkrut oleh badan intelijen Yordania dan CIA yang berharap bisa mengubah dirinya menjadi informan dengan misi menemukan para pemimpin al Qaida.