Kamis 21 Oct 2010 02:21 WIB

Mahasiswa Bandung Nilai Gagal kepemimpinan SBY-Boediono

Rep: Riga/ Red: Siwi Tri Puji B
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin sidang kabinet paripurna
Foto: Rumgapres
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin sidang kabinet paripurna

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Ratusan mahasiswa Bandung turun ke jalan mengkritisi satu tahun kepemimpinan SBY-Boediono, di Gedung Sate, Rabu (20/10). Mereka memberikan rapor merah terhadap jalannya pemerintahan. Para mahasiswa yang menggelar unjuk rasa diantaranya berasal dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Bandung, BEM Bandung Raya, GMNI, dan elemen lainnya. Mereka berdatangan secara bergelombang sejak pukul 10.00 WIB.

Aksi demonstrasi sempat diwarnai dengan ketegangan ketika mahasiswa mendesak masuk halaman Gedung Sate. Pasalnya, puluhan polisi berusaha menghalangi gerak para mahasiswa. ‘’Kepemimpinan SBY-Boediono belum memberikan perubahan,’’ kata Koordinator Aksi KAMMI Bandung, Syamsul Ma’arif. Dicontohkanya, kasus penegakan hukum selama satu tahun ini yang belum optimal terutama masalah korupsi.

Oleh karena itu, terang Syamsul, mahasiswa mendesak SBY agar menegakan supremasi hukum. Salah satunya dengan mengadili para koruptor tanpa pandang bulu.

Koordinator BEM Bandung Raya, Asep Rovin menambahkan, selama enam tahun kepemimpinan SBY tidak menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik. ‘’Mahasiswa menilai selama enam tahun kinerja pemerintahan SBY adalah gagal,’’ cetus dia.

BEM Bandung Raya, kata Asep, menuntut enam hal untuk disikapi pemerintahan SBY. Ke enam tuntutan tersebut antara lain perwujudan ketahanan pangan, pembangunan yang berkualitas, penyelesaian kasus hukum century, transparansi pengelolaan energi nasional, pendidikan yang merata, dan pemberian jaminan kesehatan yang memadai bagi rakyat.n riga

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement