REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Industri penyiaran belakangan ini dianggap seringkali berlangsung tanpa perhitungan nilai-nilai etika. Karenanya, keberadaan Alif TV sebagai televisi berbasis islam diharapkan dapat memperbaiki hal tersebut.
Demikian dikatakan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshidiqie saat menghadiri grand launching televisi berbayar ini di Balai Sarbini, Rabu (20/10). "Selamat kepada Alif TV. Kita semua sebagai anak bangsa tentu mengharapkan yang terbaik," kata dia. Sebagai televisi berbasis islam, ia mengharapkan agar Alif TV menjadi salah satu contoh bagi industri penyiaran sebagai saluran televisi yang bisa mengemas program dengan standar keagamaan.
"Kalau ini berhasil, dia bisa bepengaruh pada televisi-televisi lain," katanya. Jimly sendiri mengaku senang karena masih ada saluran televisi yang memerhatikan nilai keagamaan. Sebab, ia menambahkan, media sebaiknya jangan larut pada ideologi pasar bebas dan tidak ada nilai-nilai keislamannya.
Jimly sendiri mengaku pernah menggangas telvisi dakwah, contohnya global TV yang dulunya digagas menjadi saluran televisi islam. Namun, sayangnya di perjalanannya tidak sesuai dengan cita-cita. Hal itulah yang ia juga harapkan dari Alif TV, agar tidak terhenti di tengah perjalanan.
Selain itu, poin penting yang juga ditekankannya adalah agar program yang dibuat jangan hanya untuk umat islam. "Harus jadi saluran tv buat semua. Bisa ditonton siapa saja," kata dia. Namun jangan kehilangan jati dirinya yakni sebagai saluran yang membawa ciri-ciri keislaman. Dengan demikian maka akan membuktikan bahwa islam membawa rahmatan lil alamin kepada semua.