REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG--Warga desa terakhir dari puncak Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ronda di kampung masing-masing untuk mewaspadai kemungkinan terjadi letusan susulan atas gunung berapi itu, Kamis malam. Pantauan ANTARA hingga tengah malam di kawasan barat puncak Merapi itu, mereka berkumpul di berbagai tempat itu antara lain di Dusun Ngandong, Tangkil, Karanganyar, dan Bojong (Desa Ngargomulyo).
Selain itu, warga dengan berselempang kain sarung dan tutup kepala "kethu" di Desa Kalibening dan Sumber juga berkumpul di salah satu tempat yang strategis di tepi jalan untuk ronda. Beberapa warga sekitar pukul 22.30 WIB terlihat tertidur di pos ronda dan di atas tikar di tepi jalan beraspal Dusun Ngandong dengan berselimut kain sarung, sedangkan lainnya tetap berjaga. Di berbagai tempat mereka ronda juga tersaji minuman hangat dan camilan.
Sejumlah sepeda motor milik mereka diparkir di tepi jalan dusun tempat mereka ronda dengan menghadap ke arah tempat mereka menyelamatkan diri sewaktu-waktu jika terjadi erupsi susulan atas Merapi. "Sebagian lainnya terutama anak-anak, perempuan, dan orang tua di pengungsian, kami yang laki-laki tetap berjaga secara bergantian," kata Maryono, seorang warga Dusung Ngandong, sekitar tujuh kilometer barat puncak Merapi.
Ia mengaku, sekitar pukul 20.00 WIB bersama warga lainnya yang berjaga mendengar suara gemuruh yang diduga guguran material dari puncak gunung di perbatasan antara Jateng dengan Daerah Istimewa Yogyakarta itu. Seorang warga Dusun Tangkil, Isgimin, mengatakan, warga laki-laki setempat juga berjaga di sejumlah tempat di tepi jalan beraspal di dusun itu.
Beberapa kali, katanya, terdengar suara guguran yang diduga lava dari puncak Merapi. Gunung Merapi tampak tertutup kabut sedangkan langit di atas berbagai dusun terakhir itu sekitar pukul 21.30 WIB terlihat cerah ditandai dengan tampak cahaya beberapa bintang. "Suara yang diduga guguran juga sempat terdengar dari sini malam ini (28/10)," katanya.
Petugas Pengamatan Merapi di Pos Babadan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Yulianto, menyatakan membenarkan terjadi guguran lava yang cukup intensif pada Kamis malam. "Guguran memang sering terdengar tetapi kecil-kecil," katanya.