REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Cina melakukan pelatihan perang menggunakan peluru tajam di Laut Cina Selatan, kata media pemerintah, Rabu (3/11), di tengah-tengah kekhawatiran sengketa wilayah Beijing dengan negara-negara tetangga di wilayah itu.
Korps Marinir melancarkan pelatihan, Selasa (2/11) melibatkan sedikitnya 100 kapal perang, kapal selam dan pesawat, serta termasuk pelatihan tempur ampibi, kata surat kabar resmi Global Times. Lebih dari mahasiswa militer dari 40 negara dan wilayah meninjau pelatihan itu dan membicarakannya dengan para perwira komando, tambahnya.
Pelatihan perang itu bertujuan untuk memamerkan satu Korps Marinir China modern kepada dunia, kata berita itu mengutip seorang perwira yang tidak disebutkan namanya yang bertanggung jawab atas pelatihan-pelatihan tersebut. "Ini pada dasarnya pelatihan militer rutin tetapi itu didasarkan pada situasi tempur sekarang di Laut China Selatan," kata Li Jie, seorang pakar angkatan laut yang dikutip surat kabar itu.
"Itu bukan satu tanda khusus, tetapi kami memilih pelatihan itu untuk menunjukkan kemampuan dan kekuatan angkatan laut kami." Kementerian pertahanan tidak bisa segera dihubungi untuk diminta komentar. Beijing memiliki sejumlah sengketa wilayah di Laut China Selatan menyangkut pulau-pulau yang kaya sumber alam.
Beijing bersikeras pihaknya memiliki kedaulatan penuh atas kepulauan Spratly dan Paracel di sana, tetapi Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam dan Taiwan juga mengklaimnya. Pada Juli, Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton - yang melakukan kunjungan singkat ke China akhir pekan lalu -- mengusulkan perundingan multilateral mengenai sengketa iu, satu sikap yang Beijing tentang.