REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA—-Gunung Merapi kembali meletus dan mengeluarkan awan panas, Rabu (3/11). Berbeda dengan letusan sebelumnya, kemarin Merapi mengeluarkan awan panas beruntun.
Aktivitas luncuran awan panas (wedhus gembel) terpantau sejak pukul 14.04 WIB dan baru berakhir pukul 16.23 WIB. Selain itu, jarak luncur awan panas yang dikeluarkan kian bertambah panjang.
Jarak terjauh luncuran awan panas beruntun ini terpantau mencapai 9 kilometer dari puncak Merapi. Pusat Vukanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun merekomendasikan radius 10 kilometer (KRB III) dari Merapi sudah tak aman lagi.
Sejak pukul 16.05 WIB,otoritas ini merekomendasikan agar tidak ada aktivitas pada radius 15 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Wilayah aman bahaya letusan Gunung Merapi diperluas di luar radius 15 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
PVMBG juga mengosongkan seluruh Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM), masing- masing PGM Krinjing (Babadan), Jrakah, Selo, Ngepos, Kaliurang dan PGM Plawangan. Demikian pula aktivitas di sejumlah kali yang berhulu di puncak Gunung Merapi, masing- masing kali Boyong, kali Gendol, kali Woro, kali Bebeng, kali Krasak, kali Krasak, kali Bedog, serta kali Kuning juga dikosongkan.
Hampir seluruh wilayah Kabupaten Magelang terkena hujan abu serta lumpur abu vulkanik. Tak hanya itu, awan panas yang tertiup angin ke arah Barat Daya ini juga mengakibatkan hujan abu di sejumlah daerah lain, yakni di kabupaten Purworejo, Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara, hingga sebagian Banyumas.
Sementara itu, letusan yang disertai hujan ini juga mengakibatkan turunnya lahar dingin ke sejumlah sungai. BPPTK Yogyakarta merekomendasikan agar warga yang tinggal di bantaran kali yang berhulu di puncak merapi untuk waspada.