Kamis 18 Nov 2010 05:37 WIB

Penolakan Konfederasi Bentuk Arogansi Parpol Besar

Rep: Andri Saubani/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penolakan usulan konfederasi dalam revisi Undang-undang Pemilu dinilai sebagai sikap arogan dari partai-partai besar. Partai-partai besar juga dinilai tidak pernah memberikan solusi atas banyaknya suara sah yang hilang dalam pemilu.

"Ini menunjukkan arogansi partai besar yang sengaja ingin membunuh partai-partai kecil," kata Sekretaris Jenderal Forum Persatuan Nasional (FPN), Didi Supriyanto, saat dihubungi Rabu (17/11).

FPN adalah forum politik yang menaungi 17 partai kecil yang tidak lolos ambang batas parlemen (PT). Belakangan FPN melakukan rangkaian pembicaraan dengan Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai partai yang mengusung ide konfederasi.

Konfederasi dipercayai sebagai wadah untuk menyelematkan suara sah dalam pemilu yang selama ini tidak terakomodasi di parlemen. Didi melanjutkan, partai-partai besar yang menolak ide konfederasi tidak memiliki usul kongkret atas fenomena belasan juta suara sah dalam pemilu yang selama ini tidak terwakili di parlemen.

Alih-alih memikirkan suara sah yang hilang tersebut, kata Didi, partai-partai besar malah ngotot menaikkan PT sampai lima persen. Menurut Didi, dengan menaikkan PT sampai lima persen akan semakin banyak suara sah dalam pemilu yang hilang.

Karenannya semakin banyak pula suara partai kecil yang 'dimakan' oleh partai besar yang berhasil memenuhi PT lima persen. "Selama ini akan partai besar dapat suara gratis dari partai kecil," tambah Didi.

Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, meyakini penolakan ide konfederasi lantaran partai besar menikmati perolehan suara dan kursi gratis di parlemen dari suara partai kecil yang tidak lolos PT.

Burhanuddin mengakui konfederasi sebagai salah satu cara menyederhanakan sistem kepartaian di Indonesia dan solusi bagi banyaknya suara sah yang hilang dalam pemilu. Menurut Burhanuddin, PAN kurang memiliki konsep yang matang atas ide konfederasi.

Karenannya ide konfederasi ini kurang mendapat respons positif baik dari partai kecil atau partai besar. Belum adanya konsep konfederasi yang matang dari PAN ini, lanjut Burhanuddin, dimanfaatkan oleh partai-partai besar untuk menjegal ide PAN tersebut.

"Belum ada konsep yang matang dari PAN yang bisa memikat partai lain untuk melanggengkan ide konfederasi ini sehingga bisa diusulkan dalam undang-undang," kata Burhanuddin.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement