Sabtu 27 Nov 2010 06:13 WIB

Wah.. Putin dan Merkel Adu Mulut

Rep: Hiru Muhammad/Rtr/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN--Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin, dan Kanselir Jerman, Angela Merkel, terlibat perang mulut. Mereka saling kecam dan saling tuding menghalangi perdagangan dan investasi kedua negara. Perseteruan itu dikhawatirkan dapat memicu pencabutan investasi Jerman di Rusia.

Bahkan Merkel, Kamis (26/11), enggan melanjutkan pembicaraan soal zona perdagangan bebas Rusia dengan Uni Eropa (UE) yang pernah digulirkan Putin beberapa waktu lalu. ''Kami tentu saja mendukung ide perdagangan bebas antara UE dengan Rusia, tapi saya harus menuangkan air yang dingin ini. Apa yang dilakukan Rusia saat ini tidak sesuai dengan gagasan perdagangan bebas itu,'' kata Merkel.

Dalam sebuah artikel yang dimuat di surat kabar Jerman, Sueddeutsche Zeitung, Putin mengingatkan pembuat kebijakan UE terkait liberalisasi pasar energi akan memikul investasi dan memicu terjadinya kelangkaan energi di Eropa. UE pada Maret 2009 lalu telah menyetujui liberalisasi pasar energi yang bertujuan agar perusahaan pemasok gas kecil dapat memasuki pasar Eropa dan bersaing dengan pemain utama.

Rencana itu yang belakangan disebut 'Gazprom Klause' dirancang untuk mencegah masuknya perusahaan asing ke dalam UE termasuk Gazprom, perusahaan migas milik pemerintah Rusia untuk membeli jaringan distribusi strategis tanpa persetujuan pemerintah.

Merkel mengecam sikap pemerintah Rusia yang dinilainya melakukan proteksi perdagangan yang dapat merugikan ekspor Jerman. Kebijakan Putin itu bertentangan dengan pernyataannya untuk menciptakan perdagangan bebas dari Lisbon hingga Vladivostok. ''Apa yang dilakukan Rusia tidak sesuai dengan kebijakan itu,'' kata Merkel.

Merkel juga mengkritisi kebijakan Putin soal tarif dan blok perdagangan bersama antara bekas pecahan negara Uni Soviet yakni Rusia, Belarus dan Kazakhstan. Kebijakan itu telah mengganggu kesepakatan yang telah dicapai dengan UE.

Putin dan Merkel juga akan bertemu untuk membahas perusahan energi Jerman EON yang akan menjual 4,5 miliar dolar sahamnya di perusahaan gas Rusia, Gazprom kepada bank milik pemerintah Rusia, VEB yang dipimpin Putin. EON saat ini menjadi investor Jerman terbesar di Rusia yang terlilit utang raksasa dan mengalami penurunan pemasukan. Karena itu perusahaan ini mengumumkan rencana untuk melepaskan aset yang tidak strategis.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement