REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Seorang remaja kelahiran Somalia berencana melakukan serangan bom mobil di antara keramaian perayaan pencahayaan pohon Natal di pusat kota Portland pada Jumat kemarin. Bom itu ternyata menjadi tak berguna karena agen yang menyamar.
Mohamud Mohamed Osman, 19, ditangkap sesaat setelah setelah ia memutar nomor ponsel yang dia pikir akan meledakkan sebuah van yang sarat dengan bahan peledak. Upayanya meledakkan bom justru membawa agen-agen federal dan polisi Portland membawanya ke penjara.
Mohamud berteriak "Allahu Akhkbar" dan mencoba untuk menendang agen dan polisi saat coba ditangkap.
Mohamud, warga AS yang mendapat naturalisasi tinggal di Corvallis. Pemuda ini didakwa dengan tuduhan percobaan penggunaan senjata pemusnah massal. Dia dijadwalkan untuk menghadiri pengadilan Senin besok.
"Ini merupakan pengingat bahwa ada orang-orang - bahkan di sini di Oregon - yang bertekad untuk membunuh orang Amerika," kata Jaksa Dwight Holton. "Kami tidak punya alasan untuk percaya bahwa ada ancaman terus timbul dari kasus ini."
Holton merilis dokumen pengadilan federal yang menunjukkan operasi “Menyengat” yang dimulai pada bulan Juni. Ketika itu agen rahasia mengetahui bahwa Mohamud telah di kontak oleh sebuah organisasi di wilayah barat laut perbatasan Pakistan, sebuah daerah yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya teroris.