Rabu 08 Dec 2010 04:41 WIB

Korut Bangun Kapal Selam Mini

Rep: Hiru Muhammad / Red: Endro Yuwanto
Kapal selam, ilustrasi
Foto: irib
Kapal selam, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL--Korut, Selasa (7/12) dilaporkan sedang mengembangkan kapal selam mini yang mampu membawa torpedo agar dapat menghancurkan kapal perang Korsel lebih mudah lagi.

Informasi itu disampaikan harian JoongAng Ilbo berdasarkan temuan hasil rekaman foto satelit yang memperlihatkan sebuah kapal selam berukuran sekitar 17 meter berbentuk tabung dan tambung pipa di bagian atasnya.

Kapal selam itu terdapat di sebuah pangkalan militer Angkatan Laut bagian barat daya kota Nampo, Korut. ''Kami yakin tabung di kapal selam itu adalah tabung peluncur torpedo,'' kata harian itu yang mengutip sebuah sumber yang dirahasiakan.

Harian itu seperti dikutip AFP juga menyebutkan kapal selam tipe Daedong-B memiliki kemampuan manuver lebih cepat dibanding kapal selam lainnya yang berukuran lebih besar. Karena itu keberadaannya akan sulit dideteksi radar lawan.

Korsel menuding kapal perang ROKS Cheonan miliknya yang tenggelam Maret silam akibat hantaman torpedo yang diluncurkan dari kapal selam Korut tipe Yono yang memiliki panjang sekitar 29 meter. Dalam insiden itu Korsel kehilangan 46 awak kapalnya.

Harian itu juga menyebutkan sebenarnya Korut sudah sejak lama menggunakan kapal selam mini untuk menyusup ke wilayah Korsel guna kepentingan spionase. Karena itu militer Korsel curiga negara tetangganya itu saat ini sedang giat mengembangkan kapal selam mini yang lebih hebat dan mampu membawa beragam jenis senjata mematikan.

Di tempat terpisah, Presiden Korsel, Lee Myung bak berjanji untuk menjadikan lima pulau yang berbatasan dengan Korut sebagai benteng pertahanan negaranya. Pernyataan itu disampaikan Lee setelah bertemu dengan kepala staf gabungan Amerika Serikat (AS) yang terbang ke Seoul guna memberikan jaminan perlindungan bagi salah satu sekutunya di Asia tersebut.

Dalam pernyataannya yang dimuat di situs kepresidenan, Lee juga menyebutkan selain membuat benteng pertahanan pihaknya juga akan menciptakan lapangan kerja bagi warga pulau itu sehingga mereka bisa melanjutkan menghuni pulau tersebut.

Setelah terjadinya serangan artileri Korut tersebut, sebagian besar warga pulau Yeonpyeong yang berjumlah 1300 jiwa telah menyelamatkan diri ke pulau lain. Mereka banyak yang tinggal di sejumlah tempat pemandian yang telah disulap menjadi tempat penampungan pengungsi di kota Incheon.

Menteri pertahanan AS, Robert Gates yang berada di kapal induk USS Abraham Lincoln, Senin (6/12) menyebutkan kemungkinan kembali terjadinya aksi provokasi yang dilakukan Korut di waktu mendatang. Tidak ada satupun pihak yang menghendaki peperangan, namun AS membutuhkan jalan keluar yang baik untuk berhadapan dengan Korut.

Jaksa penuntut umum pengadilan kriminal internasional. Luis Moreno Ocampo telah memulai penyelidikan pendahuluan terkait dugaan serangan terhadap pulau Yeonpyeong dan penembakan kapal ROKS Cheonan termasuk kejahatan perang atau tidak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement