REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Satu ledakan bom pinggir jalan di Afghanistan selatan menewaskan 15 penduduk sipil, termasuk anak-anak, kata juru bicara pemerintah provinsi pada Sabtu, yang menyalahkan serangan itu dilakukan gerilyawan Taliban.
Sebuah truk membawa sejumlah orang sedang melaju dari desa Khair Abad ke pusat distrik Khansheen di provinsi Helmand, ketika kendaraan itu dihantam oleh ledakan bom rakitan pada Jumat malam, kata juru bicara provinsi Daud Ahmadi kepada AFP. "Ledakan itu menewaskan 15 warga sipil dan melukai empat orang lainnya," katanya.
Dia menambahkan bahwa anak-anak ada di antara korban yang tewas dalam ledakan itu. Bom rakitan (IED) yang kasar, mudah dibuat dan sulit dideteksi, telah menjadi senjata pilihan bagi gerilyawan Taliban dalam meningkatkan serangan mematikan mereka selama sembilan tahun terakhir terhadap pasukan Afghanistan dan NATO.
Jumlah rakyat biasa Afghanistan yang tewas dalam konflik itu terus meningkat lebih dari sepertiga dalam kurun enam bulan pertama 2010 menjadi 1.271 orang, yang kematian terbanyak disebabkan oleh serangan gerilyawan, kata Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada Agustus.
Ahmadi mengatakan "serangan barbar" itu adalah perbuatan "musuh Afghanistan," istilah yang sering digunakan untuk merujuk kepada gerilyawan Taliban.
Para gerilyawan terutama menggunakan serangan bunuh diri dan bom buatan untuk menyerang pasukan keamanan Afghanistan dan lebih dari 140.000 tentara asing yang dipimpin AS dalam kampanye kontra-pemberontakan terutama di selatan dan timur negara itu.
AS dan pasukan NATO berharap untuk menambah jumlah tentara mereka ke Afghanistan sampai 170.000 disamping 134.000 personil kepolisian pada Oktober mendatang.
Pemimpin militer AS mendukung rencana pemerintah agar kepolisian dan tentara Afghanistan mengambil alih tanggung jawab atas keamanan dalam negerinya pada 2014, dengan jadwal yang telah disepakati pada KTT NATO di Lisbon bulan lalu.