REPUBLIKA.CO.ID,Media Iran melaporkan penyerang bom bunuh diri menewaskan sedikitnya 41 orang dan mencederai lebih dari 50 lainnya di Chahbahar, kota di Provinsi Sistan-Baluchistan yang mayoritas penduduknya warga Sunni.
Serangan itu terjadi di masjid di mana orang sedang merayakan hari suci Syiah. Laporan-laporan itu mengatakan, kelompok militan Jundullah mengaku bertanggung jawab atas pembantaian itu.
Jamaah sedang berkumpul di masjid Chahbahar pada malam Ashura, untuk memperingati tewasnya ulama Syiah Imam Hussein, cucu Nabi Mohammad.
Salah seorang jamaah yang mengikuti perayaan itu, Rahimi, mengutuk tindak kekerasan itu. Rahimi mengatakan, tujuan serangan itu adalah untuk memecah belah umat Islam dengan menghasut mereka karena perbedaan-perbedaan yang ada.
Warga Syiah kerap menjadi sasaran serangan pada hari Ashura, khususnya mereka yang berziarah ke Irak, di mana Hussein tewas. Pihak berwenang mengatakan, telah menangkap seseorang yang mereka nyatakan sebagai pemimpin serangan itu.
Jundullah melancarkan serangan-serangan besar pada masa lalu, termasuk kekerasan yang terjadi di masjid-masjid dan tempat-tempat berkumpul Pengawal Republik Iran. Pemerintah Iran berharap kelompok itu melemah setelah menghukum mati pemimpinnya, Abdolmalek Rigi, bulan Juni.
Iran pada masa lalu menuduh Amerika membantu Jundullah, tetapi Amerika baru-baru ini mencapnya sebagai organisasi teroris.
Walaupun Chahbahar relatif aman dan makmur, kota itu terletak di Sistan-Baluchistan yang miskin, propinsi yang mayoritas penduduknya warga Sunni di negara yang dikuasai kelompok Syiah. Wilayah itu berbatasan dengan Pakistan, dan juga dikenal sebagai tempat perlintasan penyelundupan narkoba dan senjata.
Sistan-Baluchistan bukan hanya wilayah yang memprihatinkan para pemimpin Iran. Jumlah etnis Persia hanya separuh dari penduduk wilayah itu. Hampir seperempat penduduk Iran berasal dari etnis Azeri, sementara ada banyak kelompok etnis kecil lain, termasuk Kurdi, Arab, Baluchistan, dan Turki.
Analis Nourizadeh mengatakan kelompok-kelompok etnis lain itu tidak menunjukkan kecenderungan melakukan kekerasan seperti yang dilakukan Jundallah di Baluchistan.
Mengenai Jundullah, analis Ali Nourizadeh dari Pusat Kajian Arab Iran di London mengatakan kelompok itu bertindak jauh di luar tujuan-tujuan yang ditetapkan untuk mendapat pengakuan Pemerintah Iran.