REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bocoran dokumen WikiLeaks dari Kedubes Amerika Serikat di Jakarta tentang pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terus terjadi. Kali ini giliran korps pasukan elit Kopassus yang disorot.
Dalam dokumen yang dirilis WikiLeaks ke harian asal Australia, the Age, disebutkan bahwa pemerintah mendesak AS agar mencabut larangan latihan gabungan antara AS-Kopassus. Dokumen ini muncul di laman the Age, Jumat (17/12), tanpa nomor dan hanya diberi keterangan kalau dokumen ini dibuat Januari 2010.
"Presiden Yudhoyono (SBY) dan sejumlah pejabat senior lainnya dengan jelas menyatakan bahwa pandangan SBY terhadap isu pelatihan Kopassus adalah sebagai ujian hubungan bilateral kedua negara," demikian WikiLeaks.
"Presiden Yudhoyono meyakini kalau kunjungan Presiden Obama tidak akan berhasil bila isu ini tidak diselesaikan sebelum kunjungan Obama ke Indonesia," demikiak WikiLeaks.
Dan memang, pada bulan Juli 2010, Menhan AS Robert Gates menyatakan bahwa akhirnya AS akan memperbarui hubungan mereka dengan Kopassus. Alasan Gates waktu itu, "Ini sebagai hasil reformasi militer Indonesia satu dekade terakhir. Bahwa TNI terus bersikap profesional dan upaya-upaya terakhir yang dilakukan Kementerian Pertahanan untuk menyelesaikan masalah HAM," kata Gates.
Pemerintah AS memang menghentikan bantuan bagi Kopassus sejak tahun 1999 terkait banyaknya isu pelanggaran HAM yang menimpa korps pasukan elit tersebut.