REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL, BEIJING--Korea Utara Jumat mengatakan pihaknya akan melancarkan serangan ke Korea Selatan jika latihan perang yang direncanakan Seoul di satu pulau yang disengketakan tetap dilakukan bahkan dengan tanggapan yang lebih kuat ketimbang penembakan bulan lalu.
Pengumuman yang disiarkan kantor berta Korea Utara (Korut) KCNA itu dikeluarkan saat Korea Selatan (Korsel) bersiap-siap untuk melakukan latihan militer dengan menggunakan peluru tajam di pulau Yeonpyeong dekat satu perbatasan militer yang disengketakan dengan Korut untuk pertama kali sejak baku tembak artileri November.
Latihan miiter Korsel itu akan diselenggarakan 18-21 Desember. "Serangan itu akan meningkatkan situasi lebih serius ketimbang 23 November dalam hal kekuatan dan luas serangan itu," kata KCNA.
Korut mengatakan serangannya terhadap pulau Yeonpyeong pada 23 November adalah untuk menanggapi "provokasi-provokasi Korsel. Peringatan Korut itu muncul setelah Seoul berjanji akan melakukan tanggapan yang lebih keras setiap serangan lebih jauh terhadap wilayahnya. Penembakan terhadap pulau itu adalah pertama kali sejak Perang Korea 1950-1953 bahwa Korut menyerang wilayah Korsel.
Cina, pendukung utama Korut, mengatakan bahwa Pyongyang berjanji akan menahan diri dan ancaman serangan baru Korut itu datang saat Cina mengemukakan kepada Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat James Steinberg bahwa kedua negara besar itu harus bekerja sama lagi untuk meredakan ketegangan di semenanjung Korea.
Ancaman itu juga datang ketika penengah diplomatik AS Bill Richardson mengunjungi Pyongyang dalam usaha "meredakan ketegangan di semenanjung Korea." Diplomat penting Cina , Dal Bingguo , mendesak koordinasi lebih erat mengenai semenanjung Korea dalam perundingannya dengan Steinberg, pejabat paling senior kedua Departemen Luar Negeri AS, kata kantor berita Xinhua, Jumat.
Steinberg akan berada di Beijing selama tiga hari sampai Jumat untuk mendesak Cina melakukan usaha lebih keras membujuk sekutunya, Korut yang bulan lalu memicu bahaya dengan menembaki pulau Yeonpyeong dan mengungkapkan kemajuan dalam pengayaan uraniumnya yang memungkinkan negara itu dapat membuat senjata nuklir.
Cina menghindar mengecam secara terbuka sekutu lamanya itu menyangkut penembakan terhadap pulau Korsel itu dan program nuklirnya, dan menyerukan negara-negara lain melakukan perundingan-perundingan baru dengan Korut.