Selasa 21 Dec 2010 01:11 WIB

Kedubes AS di Jakarta Bantah Dokumen WikiLeaks soal Kopassus

Pasukan Kopassus, ilustrasi
Foto: Jafkhairi/Antara
Pasukan Kopassus, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--WikiLeaks membocorkan kawat rahasia dari Kedubes Amerika Serikat di Jakarta terkait hubungan kedatangan Presiden AS Barack Obama dan pasukan elit Kopassus. Menurut kawat tersebut, pemerintah Indonesia mendesak pemerintah AS untuk mencabut larangan pelatihan Kopassus, bila ingin kunjungan Obama berjalan lancar.

Kedubes AS di Jakarta membantah dokumen WikiLeaks tersebut. "Kunjungan Presiden tidak dikondisikan dengan kesepakatan Kopassus," kata Juru bicara Kedubes AS di Jakarta, Corina Sander, seperti dikutip dari harian Australia, the Age, Senin (20/12).

Jumat (17/12), sebuah dokumen WikiLeaks mengungkap adanya 'negosiasi' dengan Pemerintah AS soal pelatihan pasukan elit Indonesia, Kopassus. Dalam dokumen itu diceritakan, Pemerintah Indonesia ingin larangan AS soal pelatihan Kopassus dicabut sebelum Presiden AS Barack Obama datang ke Indonesia.

Dokumen yang disebut dibuat pada Januari 2010 itu menyatakan, ''Presiden Yudhoyono (SBY) dan pejabat senior Indonesia menyatakan dengan jelas bahwa pandangan SBY soal masalah latihan Kopassus adalah sebuah ujian hubungan bilateral (antara Indonesia-AS),'' demikian WikiLeaks.

''Dan dia (Presiden SBY) percaya, kunjungan Presiden Obama tidak akan sukses bila masalah ini diselesaikan sebelum kedatangannya.''

Presiden Obama berkunjung ke Jakarta pada 9-10 November 2010. Empat bulan sebelum Obama datang, Menteri Pertahanan AS Robert Gates datang ke Jakarta. Gates saat itu menyatakan AS perlu memperbarui hubungan dengan Kopassus.

''Ini sebagai hasil dari reformasi TNI selama 10 tahun terakhir, dan proses profesionalisme militer Indonesia, dan sejumlah kebijakan Kementerian Pertahanan untuk menangani isu HAM,'' kata Gates kala itu.

sumber : the Age
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement