Kamis 13 Jan 2011 22:29 WIB

Jawa Timur Jarang Terjadi Kasus Kekerasan Beragama

Rep: erik purnama putra/ Red: Didi Purwadi
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Jumlah konflik berlatar belakang agama di Jawa Timur cenderung jarang terjadi dibandingkan provinsi lain. Konflik itupun biasanya tak sampai terjadi kontak fisik dan berujung pengrusakan tempat ibadah, sebab baru pada tataran perbedaan wacana semata.

"Kami akui konflik berlatar belakang agama ada di Jawa Timur. Tapi, itu berhasil diredam terlebih dulu sebelum masalah itu meluas hingga berujung tindakan kekerasan seperti di provinsi lain," terang Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, Abdusshomad Buchori, ketika dihubungi Republika, Kamis (13/1).

Abdusshomad menyebut bahwa potensi konflik terjadi karena ada pelanggaran aturan yang dilakukan kelompok tertentu yang memaksakan diri membangun tempat ibadah yang di situ mereka menjadi minoritas. Adapula karena menyebarkan Alquran palsu dan melaksanakan training yang menyimpang dari ajaran Islam.

Karena menghindari penyelesaian dengan cara kekerasan, maka MUI Jawa Timur menyelesaikan dengan cara mengundang seluruh ormas Islam untuk membicarakannya dalam forum musyawarah. Sehingga sebelum persoalan itu muncul ke permukaan sudah terlebih dulu dicarikan solusi terbaik.

"Kami punya GUIB (Gerakan Umat Islam Bersatu) untuk mendeteksi masalah konflik berlatar belakang agama. Dengan begitu tak ada ormas Islam yang bertindak di luar kontrol dalam menangani masalah tersebut dengan cara kekerasan," ujar dia.

Terpisah Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengklaim bahwa kasus kekerasan antaragama di wilayahnya sangat sedikit dibanding provinsi lain. Hal itu dinilainya karena masyarakat Jawa Timur sangat tidak suka kekerasan dan menjunjung tinggi pluralisme. Sehingga jarang terjadi aksi main hakim sendiri.

"Masyarakat Jawa Timur menjunjung tinggi toleransi beragama. Sehingga kekerasan beragama disini sangat sedikit," jelas Soekarwo. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement