REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN--Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat Andi Nurpati mengatakan rencana Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring yang akan memblokir Blackberry, sebagai kebijakan terlambat. "Itu bagus tapi terlambat," katanya dalam dialog pada loka karya nasional Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), di Medan, Jumat.
Memang, kata Andi Nurpati, kebijakan untuk melindungi bangsa Indonesia dari aksi pornografi merupakan langkah dan kebijakan yang sangat bagus. Namun, jika kebijakan itu dilakukan dengan memblokir Blackberry, ia menilai terlambat karena alat komunikasi tersebut sudah tersebar di berbagai daerah dan penggunanya sudah jutaan orang jumlahnya.
Selain itu, jalur untuk mengakses pornografi bukan hanya dengan Blackberry, melainkan juga dapat dilakukan dengan telepon genggam lainnya. Bahkan, fasilitas warung internet (warnet) juga banyak menawarkan akses pornografi dengan jumlah pengguna yang tidak terbatas.
Andi Nurapti mengatakan anaknya pernah menceritakan bahwa teman-temannya pernah mengakses tayangan pornografi itu di warnet. "Mereka melihat yang begituan di warnet," kata mantan anggota Komisi Pemilihan Umum itu.
Pemerintah, kata dia, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika lebih baik membuat regulasi atau peraturan antipornografi yang permanen terhadap apa pun yang akan masuk ke Indonesia. Kebijakan seperti itu juga telah dilakukan sejumlah negara lain seperti Brunai Darussalam, Arab Saudi, dan Malaysia yang memblokir pornografi melalui peraturan yang dibuat pemerintahnya.
Regulasi itu dapat berbentuk setingkat Peraturan Menteri, tetapi bersifat efektif dan menyeluruh karena akses pornografi ada dimana-mana. "Jadi, tidak hanya dari Balckberry saja. Saya kira tidak ada salahnya kita melakukan itu," katanya.