REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO-Enam wartawan stasiun televisi Al Jazeera ditahan oleh aparat keamanan Mesir. Penahanan ini dilakukan sehari setelah pemerintah menutup siaran stasiun televisi tersebut di Mesir.
Penahanan dilakukan saat Presiden Hosni Mubarak melantik kabinet baru sebagai upaya untuk menghentikan gelombang demonstrasi yang menuntut pengunduran dirinya. Mahmoud Wagdi, seorang pensiunan jenderal polisi, ditunjuk menjadi menteri dalam negeri mennggantikan Habib el-Adly yang dikritik berlaku brutal terhadap massa demonstran.
Pergantian juga dilakukan terhadap deputi perdana menteri, menteri keuangan, dan menteri perdagangan. Sementara menteri luar negeri dan menteri pertahanan tak diganti. Kesemua pejabat baru ini memiliki latar belakang militer yang kuat.
Koresponden Al Jazeera di Kairo mengatakan dengan kabinet baru ini, Mubarak mengatakan akan menyelesaikan kericuhan di Mesir dengan perspektif keamanan.
Sementara itu, perombakan di tubuh pemerintah dan janji untuk melakukan reformasi ekonomi dan politik tak menyurutkan gelombang demonstrasi. Puluhan ribu pengunjuk rasa terus turun ke jalan.
Pihak oposisi mengatakan akan menggalang aksi satu juta orang di Kairo pada Selasa untuk menurunkan Mubarak. Mereka juga menyerukan mogok kerja massal hingga Mubarak yang telah berkuasa 30 tahun lengser. Ahad malam, ratusan demonstran bermalam di Tahrir Square di pusat kota Cairo meski pemerintah menerapkan jam malam.
Sementara itu Bandara Kairo dilaporkan dalam keadaan kacau karena ribuan warga asing mencoba meninggalkan negara tersebut.