REPUBLIKA.CO.ID,Seorang purnawirawan polisi Mesir, Omar Afifi, mengkonfirmasikan masuknya senjata-senjata dari Israel untuk membantai para pengunjuk rasa serta penempatan pasukan penembak jitu di gedung-gedung tinggi untuk meneror para pemimpin kelompok oposisi yang ikut dalam demonstrasi.
Kantor Berita AFP melaporkan, Afifi dalam wawancaranya dengan televisi BBC bahasa Arab mengatakan, "Pemerintahan perang telah terbentuk di Mesir dan pemerintahan itu terdiri dari Wakil Presiden, Omar Sulaiman yang sebelumnya menjabat sebagai ketua dinas rahasia negara, dan Ahmad Shafik, Perdana Menteri Mesir. Saat ini pemerintahan tersebut tengah bekerjasama dengan musuh, Israel."
Ditambahkannya bahwa berdasarkan informasi yang diperoleh dari lembaga-lembaga keamanan dalam negeri, senjata-senjata yang digunakan oleh para penembak jitu Mesir itu disuplai dari Israel dan dikirim dengan menggunakan dua helikopter.
Lebih lanjut dijelaskannya, "Saat ini, kondisi sangat berbahaya karena sejumlah penembak jitu telah di tempatkan di gedung-gedung tinggi untuk meneror para pemimpin kelompok oposisi. Saya menyatakan bahwa kondisi ini sangat berbahaya karena mungkin dalam beberapa jam mendatang rezim Mubarak akan melakukan pertumpahan darah. Oleh karena itu saya menuntut masyarakat internasional segera turun tangan untuk mencegah hal itu terjadi."
Di bagian akhir wawancaranya, Afifi mengatakan, "Anda tentu mengetahui bahwa baik Mubarak maupun wakilnya, Omar Sulaiman, keduanya memiliki hubungan baik dengan rezim Zionis Israel. Jelas bahwa masuknya senjata dan penembak jitu dari Israel ke Kairo akan sangat berbahaya. Karena alih-alih meredam demonstrasi, justru akan membuat warga semakin marah."
Afifi juga meminta seluruh aparat keamanan pemberani Mesir untuk bergabung dengan rakyat.