REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO-Jika Presiden Hosni Mubarak menyampaikan pidato yang sama sebulan lalu, ia pasti akan disambut dan dipuji oleh rakyat dan para aktifis reformasi. Betapa tidak, selama ini rencana pencalonan kembali Mubarak untuk mengenyam periode kepresidenan keenam bukanlah rahasia, meski Mubarak sendiri memiliki kendala kesehatan. Rencana ini selalu digadang-gadang para pejabat.
Namun, semuanya terlambat. Pidato Mubarak Selasa malam dikecam oleh lawan-lawan politiknya sebagai sesuatu yang tak patut di tengah aksi rakyat yang meminta dirinya mundur secepatnya.
Dalam pidatonya, Mubarak menegaskan tak akan mundur dan akan menghabiskan masa jabatannya hingga September.
“Rakyat telah berbicara. Mereka mengatakan ‘tidak’ kepada Mubarak, dan mereka tak akan menarik kata-kata mereka,” ungkap Saad el-Katatni, anggota senior Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi utama Mesir. “Cukup penderitaan. Dia harus mundur, dan biarkan Mesir menentukan nasibnya sendiri.”
Sementara itu, Ayman Nour, mantan kandidat presiden, mengatakan Mubarak jelas tak menangkap pesan rakyat. “Kekeraskepalaan ini akan berakhir menjadi bencana,” katanya. “Dia tak akan mencalonkan diri hanya karena masalah kesehatan. Tak ada sesuatu yang baru.”
Pidato Mubarak tak mengendorkan demonstrasi. Rakyat Mesir, Rabu, tetap membanjiri Taman Tahrir menuntut Mubarak mundur.