REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Penyair satir termasyhur asal Mesir, Ahmed Fouad Negm, meninggal dunia di usia 84 tahun. “Ia mengembuskan nafas terakhirnya dini hari tadi,” kata Direktur Merit Publishing yang juga teman dekat Negm, Mohammed Hashem, kepada AP, Selasa (3/12).
Di Mesir, Negm dikenal sebagai ‘penyair rakyat’ karena syair-syair satirnya yang menggugah hati. Sebagian dari karya-karyanya berisi tentang ungkapan kekecewaan masyarakat negeri piramida terhadap perjalanan sejarah bangsa mereka. Sebut saja misalnya kekalahan memalukan yang dialami Mesir dari Israel pada 1967, juga perjanjian damai dengan negara Zionis tersebut pada 1979.
Selain itu, Negm juga menyindir pemerintahan Hosni Mubarak yang otoriter.Negm meraih puncak ketenarannya di dekade 70-an ketika puisinya dinyanyikan oleh musisi buta Syeikh Imam. Keduanya kerap tampil di warung-warung kopi populer di Kairo, di samping sejumlah universitas yang ikut menginspirasi generasi muda Mesir untuk melakukan perubahan terhadap bangsa mereka.
Negm pernah mengecap sedikit pendidikan formal. Selama hidupnya, ia sempat bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan pegawai pos. Pria ini juga pernah dipenjara semasa pemerintahan mantan presiden Gamal Abdel Nasser dan Anwar Sadat, karena pandangan politiknya.
Ahmad Fouad Negm adalah ayah dari aktivis dan kolumnis terkemuka Nawara Negm yang menjadi tokoh ikonik 2011 saat berlangsungnya pemberontakan yang menggulingkan Mubarak. Prosesi ritual shalat jenazah Negm rencananya akan diadakan di Masjid Imam Hussein, sebuah situs bersejarah dari bagian abad pertengahan yang terletak ibu kota Mesir.