REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Amerika Barack Obama telah meminta Wakil Presiden Mesir, Omar Sulaiman agar dalam beberapa jam mendatang dirinya harus melengserkan Hosni Mubarak dari tampuk kekuasaan presiden. Demikian seperti dilaporkan situs Zionis Debkafile, Kamis (3/2).
Dalam laporan Fars mengutip situs tersebut, sumber-sumber terpercaya Amerika dan Israel mengatakan, Presiden Obama telah memerintahkan Omar Sulaiman dan para komandan militer Mesir untuk melengserkan Mubarak dari kekuasaan hanya dalam beberapa jam lagi.
Desakan itu disertai dengan ancaman akan memutuskan dukungan militer AS kepada militer Mesir jika Mubarak masih belum turun dari jabatannya. Masih menurut sumber tersebut, bentrokan bersenjata yang terjadi Rabu (2/2) sore kemarin antara pasukan keamanan Mubarak dengan warga Mesir yang melakukan demonstrasi secara damai telah membuat marah pemerintah Amerika.
Pemerintah AS juga mengecam aksi serangan orang-orang pro Mubarak terhadap para demonstran yang mengakibatkan tewasnya sejumlah warga dan menciderai sekitar 1.000 demonstran. Laporan itu juga menyinggung pernyataan Robert Gibbs, Jurubicara Gedung Putih yang mengatakan bahwa pernyataan Obama soal situasi Mesir sangat jelas dan Obama menginginkan peralihan kekuasaan saat ini dan bukan bulan September mendatang, seperti yang disampaikan Mubarak dalam pidatonya pada Selasa kemari.
Debkafile dalam laporannya juga menyebutkan bahwa berdasarkan informasi yang diterima, pasukan keamanan dan mereka yang membawa pentungan pro-Mubarak masih akan melakukan kerusuhan selama beberapa hari ke depan di sejumlah kota Mesir. Hal itu dilakukan, karena Mubarak bersikeras untuk tetap berkuasa di Mesir.
Satu lagi alasan perlunya Mubarak segera dilengserkan dari kekuasaan adalah penentangan kelompok oposisi, termasuk Ikhwanul Muslimin yang menjadi kelompok oposisi terbesar dan terorganisasi di Mesir untuk berunding dengannya. Amerika dan Israel khawatir kelompok oposisi Mesir semakin terprovokasi dan akhirnya mereka lebih memilih menjadikan Mubarak sebagai korban.