REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menyesalkan terlalu cepatnya pemerintah merombak jajaran direksi PT Pertamina (Persero). Presiden FSPPB Ugan Gandar di Jakarta, Jumat (4/2), mengatakan, perombakan yang terlalu cepat itu membuat kinerja karyawan, termasuk direksi menjadi tidak optimal.
"Mau dibawa kemana perusahaan ini, kalau masa kerja direksi hanya seumur jagung," katanya menegaskan.
Menurut dia, sering kalinya direksi berganti makin menguatkan dugaan adanya kepentingan bisnis dan politik. Ugan juga mengatakan, seharusnya pemegang saham melakukan dialog dengan karyawan sebelum memutuskan perombakan direksi.
"Kami tahu 'track record' semua karyawan termasuk direksi dan komisaris. Dengan demikian, pemegang saham tidak salah pilih," katanya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif ReforMiner Institut Pri Agung Rakhmanto juga menilai belum perlu pergantian
Dirut Pertamina Karen Agustiawan dalam waktu dekat ini. "Karen baru menjabat dua tahun dan baru saja
meletakkan program-programnya," katanya.
Apalagi, lanjutnya, sejauh ini, kinerja Pertamina di bawah Karen Agustiawan sudah terlihat tengah menuju
tahapan yang diinginkan yakni menuju perusahaan kelas dunia. Pri Agung juga menilai, nama-nama yang
disebut-sebut sebagai calon Dirut Pertamina menggantikan Karen yakni Direktur Keuangan Pertamina Ferederick Siahaan dan Komisaris Pertamina Triharyo Soesilo, tidaklah tepat.
Menurut dia, posisi Dirut Pertamina sebaiknya berpengalaman di sektor hulu migas agar tujuan sebagai perusahaan berkelas dunia bisa tercapai. Pri Agung juga meminta agar Dirut Pertamina terbebas dari kepentingan bisnis dan politik.