REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Presidium Inter-Religious Council (IRC) Indonesia, Din Syamsuddin, berpesan kepada pemimpin dunia di mana saja agar mengambil pelajaran dari krisis Mesir. Demikian disampaikan Din Syamsuddin setelah acara Pekan Kerukunan Antar-Umat Beragama Sedunia (World Interfaith Harmony Week) di Jakarta, Minggu (6/2).
Ia mengatakan, krisis politik dan keamanan yang sebelumnya terjadi di Tunisia dan kini di Mesir serta beberapa negara Timur Tengah yang lain sangat mungkin akan menyebabkan efek domino di kawasan itu. Hal itu karena benih atau sumber serupa tersedia dan potensial terjadi di kawasan yang sama.
"Ini konflik vertikal antara rakyat dengan pemerintah yang didorong oleh adanya kesenjangan termasuk kemiskinan," katanya.
Pemerintah berkuasa khususnya di Mesir cenderung bersikap feodal karena telah lama membangun kekuasaan. Din berpendapat, kekuasaan yang panjang akan cenderung rusak karena adanya "power to corrupt".
"Saya berpikir bahwa kekuasaan itu cenderung akan rusak bila diterapkan dalam waktu yang lama," katanya.
Ia mencontohkan, hal itulah yang saat ini terjadi di Mesir mengingat Hosni Mubarrak telah puluhan tahun berkuasa di Mesir dan mendorong putra-putrinya untuk tampil di panggung politik negeri itu. Pada akhirnya kemarahan rakyat terakumulasi dan pecahlah sebuah krisis politik dan keamanan yang menelan ratusan korban tewas dan luka-luka.
Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh pemimpin dunia untuk mengambil pelajaran dari krisis Mesir tersebut.