REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM--Ketua komisi hak asasi manusia PBB Navi Pillay tiba di Israel, Minggu, untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Israel dan Palestina, kata sejumlah pejabat PBB.
Kantor komisi HAM PBB mengatakan, Pillay mengunjungi Israel, Jalur Gaza dan Tepi Barat hingga Jumat.
Senin, Pillay dijadwalkan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas, Perdana Menteri Salam Fayyad dan pejabat-pejabat lain di kota Ramallah, Tepi Barat, kata juru bicaranya, Rupert Colville, kepada AFP.
Di Israel, ia akan bertemu dengan Presiden Shimon Peres, menteri-menteri kabinet dan anggota parlemen serta ketua mahkamah agung. Kantornya di Jenewa sebelumnya mengatakan, kunjungan itu diminta baik oleh pemerintah Israel maupun Palestina.
Israel biasanya mengecam badan-badan hak asasi manusia PBB karena kecaman mereka atas pelanggaran yang dilakukan negara Yahudi itu di wilayah Palestina, dan telah menolak bekerja sama dengan sejumlah ahli HAM PBB. Para pemimpin HAM PBB sangat mengecam pembangunan permukiman Israel, blokadenya atas Gaza, pembangunan pagar pembatas antara Israel dan wilayah Palestina di Tepi Barat serta pembatasan lain.
Negara Yahudi itu masih kesal dengan laporan September 2009 oleh sebuah komite yang ditunjuk Dewan HAM PBB setelah serangan mematikan Israel di Gaza. Laporan yang dibuat oleh hakim Afrika Selatan Richard Goldstone itu menuduh baik Israel maupun kelompok-kelompok Palestina melakukan kejahatan perang selama konflik tiga pekan pada Desember 2008 hingga Januari 2009.
Israel meluncurkan perang 22 hari di Jalur Gaza dua tahun lalu dengan tujuan menghentikan serangan-serangan roket dan mortir yang hampir setiap hari ke negara Yahudi tersebut. Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa tiga setengah tahun lalu.
Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza dua tahun lalu dengan dalih untuk menghentikan penembakan roket yang hampir setiap hari ke wilayah negara Yahudi tersebut. Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.
Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.
Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga-belas warga Israel, sepuluh dari mereka prajurit, tewas selama perang itu.
Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel. Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.