Kamis 10 Feb 2011 19:58 WIB

Sikapi Ahmadiyah, Pemerintah Gelar Dialog

Rep: Nashih Nashrullah / Red: Didi Purwadi
Suryadharma Ali
Foto: Republika
Suryadharma Ali

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Menyikapi berbagai opsi terhadap upaya penyelesaian Ahmadiyah, Pemerintah akan menggelar dialog yang melibatkan ormas Islam, LSM, dan Ahmadiyah. Pertemuan tersebut akan mempertemukan pihak yang pro dan kontra guna mencari solusi pemecahan terbaik. Demikian disampaikan oleh Menteri Agama, Suryadharma Ali.

“Insyallah Minggu depan. Soal harinya akan ditetapkan nanti,” kata Suryadharma di Jakarta, Kamis (10/2)

Dikatakan Suryadharma, dialog diharapkan akan mampu memberikan pemahaman yang proporsional dan utuh agar dapat memberikan kesimpulan dan keputusan terbaik. Pasalnya, berbagai komentar tentang Ahmadiyah yang beredar selama ini tidak didasari pengetahuan yang cukup.

“Dengan dialog, itu akan terbuka apa Ahmadiyah itu. Betulkah Ahmadiyah tidak bertentangan dengan Islam, betulkah Ahmadiyah bertentangan dengan Islam, betulkah Ahmadiyah itu walaupun bertentangan harus diberikan hak hidup,” ungkap dia.

Dialog itu, kata Suryadharma, tidak hanya merumuskan dan menyepakati penyelesaian temporal tetapi solusi permanen dan menyeluruh. Berbagai aspek harus dikaji baik meliputi akar munculnya kekerasan ataupun penolakan terhadap Ahmadiyah. “Kenapa pada tahun 1929 itu ada penolakan dari NU dan Muhammadiyah. Mengapa ada penolakan dari sejumlah kabupaten kota dan provinsi. Itu harus dikaji pula,” kata dia

Lebih lanjut, Suryadharma mengatakan bahwa ada berbagai alternatif solusi untuk Ahmadiyah. Beberapa solusi ini sebagian ada yang disetujui dewan dan ada pula yang tidak disepakati. Tapi kalau disimpulkan, ada empat alternatif yang harus dipertimbangkan

Pertama, Ahmadiyah menjadi sekte tersendiri dengan menanggalkan atribut keIslaman. Kedua, Ahmadiyah kembali ke ajaran agama Islam yang benar dan kaffah. Ketiga yaitu Ahmadiyah dibiarkan sebagaimana mestinya. Sedangkan, alternatif keempat itu Ahmadiyah dibubarkan.

“Prinsipnya, apapun alternatif yang kita pilih, kita tetapkan pasti itu tidak bisa memuaskan seluruh pihak,'' tandasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement