REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG - Kepolisian Resor Pandeglang hingga kini masih menjaga rumah kediaman Suparman, pimpinan Ahmadiyah di Kampung Pendeuy, Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang. "Penjagaan ini karena masih dalam penyelidikan polisi," kata Koordinator Lapangan, Ipda Surino, Sabtu (12/2).
Menurut dia, selama pascabentrokan jamaah Ahmadiyah dan warga yang terjadi Minggu (6/2) polisi hingga kini terus mengamankan lokasi rumah Suparman.
Meskipun situasi dan lokasi Desa Umbulan Kecamatan Cikeusik relatif kondusif, tetapi pengamanan yang melibatkan 60 personel dari Polres Pandeglang dan Brimob Polda Banten tetap dilakukan. Pengamanan diberikan selama 1 x 24 jam, terlihat dari garis polisi yang dipasang di sekitar lokasi belum ditarik.
"Kami saat ini tetap memberlakukan pengamanan ketat," katanya. Dia juga mengatakan, pengamanan juga disebar di depan Markas Polisi Sektor (Mapolsek) Cikeusik, berikut kendaraan anti huru-hara.
Mereka pengamanan di Mapolsek Cikeusik melibatkan ratusan personel, termasuk unsur TNI AD dari Kesatuan Batalyon 320 Pandeglang.
Pengamanan di Markas Polsek Cikeusik untuk memudahkan pengendalian massa yang datang dari Kecamatan Wanasalam karena lokasinya berbatasan dengan Kabupaten Lebak.
Sementara itu, Kepala Desa Umbulan Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang, M Johari mengaku pihaknya hingga kini belum mengetahui siapa penyerang massa dari luar daerah.
Mereka, para penyerang, dengan tanda pita biru bukan warga Cikeusik. "Saya tidak kenal mereka yang menyerang rumah Suparman, pimpinan Ahmadiyah," katanya.